Polisi Usut Pelaku Pengeroyokan Kernet Trans Batam
Oleh : Romi Chandra
Jum'at | 08-04-2016 | 16:29 WIB
penganiayaan_(1).jpg
Ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Batam - Demi mencari makan, terkadang aksi anarkis pun menjadi halal. Namun kondisi tersebut tentunya berimbas panjang dan akan menimbulkan keresahan. Seperti halnya para warga yang menggunakan jasa angkutan umum sebagai sarana transportasi, kini menjadi takut menggunakan jasa tersebut.

Bertolak dari kejadian beberapa waktu lalu, seorang tiketing atau kernet Trans Batam, Sandro Pahala Parhusip (20), menjadi bulan-bulanan sekelompok orang yang diduga juga sopir angkutan umum, di halte dekat Mesjid Raya Batam Center, Rabu (6/4/2016) lalu.

Tidak hanya itu, para pelaku ini juga menggertak para penumpang sehingga banyak yang ketakutan. Kondisi ini perlu penanganan cepat dari aparat penegak hukum.

Kapolresta Barelang, Komisaris Besar Helmy Santika, mengatakan, menyusul kejadian ini, pihaknya akan mengusut siapa pelaku pemukulan tersebut. Ditambah, korban telah membuat laporan di Mapolresta Barelang.

"Siapapun yang melakukan aksi penghakiman atau kekerasan pada orang lain, tentu sudah melanggar hukum, dan akan ditindak," ujar Helmy, Jumat (8/4/2016).

Ditambahkan Helmy, jika pelaku tersebut memang para sopir angkot, tentu tidak boleh dikatakan dampak dari belum tegasnya Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam. "Itu tidak bisa menjadi alasan. Kami akan mengusut laporannya," tambah Helmy.

Sementara kronologis kejadian itu menurut Kepala Operasi Damri Trans Batam, Johanes, saat itu Trans Batam yang disopiri Surido tersebut bertolak dari Mega Mall menuju Batuaji. Begitu tiba di halte Mesjid Raya, ada lima penumpang yang menyetop. Saat Sandro turun untuk mempersilahkan penumpang naik, tiba-tiba ada beberapa orang yang mendatanginya.

"Mereka datang dengan menunjukkan surat perjanjian jam trayek. Memang batas trans batam boleh beroperasi atau menaiki penumpang pukul 17.00 WIB. Namun saat itu pada jam yang ada di Trans Batam masih pukul 16.50 WIB. Mereka menganggap kalau pihak kami mengambil penumpang melewati jam trayek," ujar Johanes, melalui sambungan telepon.

Saat Sandro ingin menjelaskan, salah satu pelaku langsung menamparnya dua kali. Kemudian beberapa orang lain langsung memegangi tangannya dan Sandro dipukuli.

Tidak hanya itu, para pelaku juga naik ke atas bus memaksa penumpang agar menghapus rekaman kejadian. "Pemukulan itu direkam penumpang, tapi ketahuan oleh pelaku, makanya dipaksa dihapus. Para penumpang juga dibentak. Rata-rata penumpang saat itu adalah ibu-ibu, jadi mereka ketakutan," lanjutnya.

Dijelaskan Johanes, trans Batam itu sendiri bertolak dari Mega Mall sekitar pukul 17.45 WIB dan tiba di halte Masjid Raya pukul 17.50 WIB. "Karena merasa jamnya masih ada, makanya sopir berinisiatif mengambil penumpang, tapi malah kejadian seperti ini," jelasnya.

Selain itu, aksi anarkis ini sudah sering dirasakan para sopir maupun kernet Trans Batam. "Dari penelusuran kami, para pelaku ini adalah sopir angkutan umum lainnya," tambahnya lagi.

Editor: Dodo