Ini Penjelasan RSBP Batam Soal Terlantarnya Pasien Cuci Darah
Oleh : Irwan Hirzal
Jum'at | 18-03-2016 | 14:12 WIB
rs_bp_batam.jpg
Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Manajemen Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam menyatakan penyebab terlantarnya puluhan pasien cuci darah di rumah sakit tersebut akibat lambatnya pengiriman alat diasis dari distributor.

"Dari bagian pengadaan sudah memesan, tapi karena terlambatnya pengiriman dari distributor. Makanya agak terkendala," ujar Kabid Pelayanan RSBP Batam, Dokter Candra saat ditemui Jumat (18/3/2016).

Saat ditanya sampai kapan stok barang yang sudah dikirim dari distiributor sampai di RSBP pukul 10.00 WIB. Candra mengaku pengiriman tadi pagi menjelang siang, itu bisa cukup melayani pasien selama tiga hari.

"Tadi jam 10.00 WIB sudah datang barang yang habis  (Dialisis). Mungkin kalau bapak lihat di ruangan Hemodialisa sudah ada. Kemungkinan habis sholat Jumat bisa dilayani pasien yang hendak melakukan cuci darah," ujarnya.

Disinggung mengapa RSBP tidak memiliki stok barang alat cuci darah dialisis, sehingga para pasien terlantar kata Candra, pihaknya memiliki stok yang banyak di rumah sakit, karena terlambatnya distributor barang mengirim, sehingga kehabisan.

"Kita punya stok barang dialisis itu banyak, tapi dari distributornya lambat mengirim," kata Candra yang tidak menjelaskan secara rinci, berapa banyak stok barang cuci darah tersebut.

Saat dikonfirmasi, apakah benar RSBP terlilit hutang dengan distributor barang sehingga pengiriman terlambat. "Itu saya tidak tahu, karena sekarang kan barangnya sudah ada. Kalau tidak ada baru saya bilang," tuturnya.

Sebelumnya, sejumlah pasien di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, Sekupang yang akan menjalani cuci darah terlantar pada Jumat (18/3/2016). Hal ini terjadi lantaran terjadi kekosongan alat dialisis.


"Kata petugas perawat alat dialisisnya habis, jadi untuk hari ini tidak bisa melakukan cuci darah. Katanya RSBP masih terlilit hutang ke distributornya, makanya alat itu tidak ada," kata salah satu pasen yang enggan ditulis namanya.

Editor: Dodo