Dari Lisan Nono, Meluncur Provokasi Itu
Oleh : Romi Candra
Kamis | 03-03-2016 | 12:28 WIB
nono-komisi-i.jpg
Nono Hadisiswanto. (Foto: Romi Candra)

ADALAH Nono Hadisiswanto, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang kini duduk menjadi anggota Komisi I DPRD Kota Batam. Karena tak mampu menjaga lisannya, menuduh wartawan sebagai provokator. Padahal, para wartawan yang bekerja dilindungi undang-undang itu, telah berpeluh panas di Baloi Kolam Batam, datang untuk memotret fakta. Tapi, karena lidah yang tak dijaga itu, warga pun terprovokasi oleh provokator sesungguhnya. Siapa itu? Ya Nono itulah. Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Romi Candra yang mendengar langsung tuduhan keji itu meluncur dari mulut Nono. 

Selasa, 1 Maret 2016. Siang itu, terik begitu menyengat. Di atas tanah berbukit yang mulai gundul, karena terus menerus tergerus dan dipangkas, warga meluapkan amarah. Mereka marah karena kampung mereka terancam penggusuran. Bahkan, aliran air ke rumah-rumah mereka juga sudah terputus akibat garpu besi alat berat. 

Di tengah warga yang marah itu, meluncur kata-kata tuduhan keji dari mulut Nono Hadisiswanto. "Wartawan jangan membuat berita yang memprovokasi warga." Begitu kalimat tuduhan Nono yang provokatif itu. 

Karuan saja, mendengar kata-kata tanpa dasar itu, warga yang sedang marah pun ikut tersulut emosinya. Mereka terprovokasi Nono. Warga Baloi Kolam itu percaya, bahwa benarlah, memang wartawan itu adalah provokator. Karena yang mengatakan itu adalah seorang wakil rakyat yang terhormat. Sekali lagi, biar tegas, T-E-R-H-O-R-M-A-T!

Menimpali tuduhan keji Nono kepada seluruh insan pers di Batam itu. Warga yang telah terprovokasi pun ikut berteriak,menuduh wartawan sebagai pihak yang telah "dibeli" oleh perusahaan pemilik lahan. "Wartawan sudah dibayar perusahaan. Wartawan jangan ke sini lagi. Kalian sudah dibayar perusahaan," teriak warga menyambut provokasi Nono.


Karuan saja, provokasi yang meluncur dari mulut Nono itu bagai petir di siang bolong. Tak ada satu pun wartawan yang bertekus lumus siang siang itu, bakal mendengar kalimat provokasi tersebut. Termasuk, Tommy Purniawan, Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Kepri. Kata-kata itu sungguh tak pantas keluar dari lisan di mulut Nono. 

"Di sini kita bisa menilai sejauh mana pola pikir yang dimiliki sosok yang seharusnya bisa jadi panutan itu. Bukannya menyelesaikan masalah, tapi malah menimbulkan polemik," ujar Tommy, usai berunjuk rasa di kantor DPRD Batam, bersama insan pers lainnya, Rabu (2/3/2016). 

Memang, setelah didemo wartawan, Nono sudah mengajukan permohonan maaf. Politisi PAN itu mengaku khilaf dan tidak bermaksud menistakan profesi wartawan. Tapi, dampak dari provokasi keji Nono itu, kepercayaan masyarakat khususnya warga Baloi Kolam Batam kepada wartawan, merosot. Bahkan, bisa jadi, keselamatan para pencari berita itu terancam.

"Imbasnya juga sudah kami rasakan kemarin, setelah Cak Nono berbicara di hadapan masyarakat. Masyarakat akan mengikuti ucapan anggota DPRD. Padahal, kita juga tahu kinerja mereka. Hanya mencari sensasi mengatasnamakan diri sebagai wakil rakyat," tambah Tommy lagi. 

Seharusnya, Badan Kehormatan DPRD Kota Batam sudah bertindak mengambil langkah-langkah tegas atas perbuatan anggota dewan seperti Nono ini. Apa sosok anggota dewan yang tak mampu menjaga lisan ini dibiarkan saja? Sudahlah! Mari kita belajar bijak, mulai dari menjaga lisan. 

Editor: Dardani