Pasien Prematur di RSUD Embung Fatimah Ini Butuh Donatur
Oleh : Harun Al Rasyid
Sabtu | 06-02-2016 | 17:09 WIB
IMG_20160206_143753.jpg
Irfan dan istrinya Yuliana, masih berada RSUD Embung Fatimah. (Foto: Harun Al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Nasib kurang beruntung dialami pasangan suami istri (pasturi) Irfan Hadi (26) dan Yuliana (22) yang tinggal bersama temannya di Perumahan Bukit Indah, Batuaji Batam. 


Pada Selasa (2/2/2016), kedua pasturi itu merujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah, Batuaji setelah sebelumnya ditolak oleh klinik setempat lantaran tidak mempunyai alat incubator. Yulianapun melahirkan anaknya yang pertama dengan kondisi tak seperti bayi normal lainnya. 

"Kemarin ke bidan tapi dia tau prematur jadi suru ke klinik. Di klinik juga gak bisa jadi harus ke RSUD,"kata Irfan saat ditemui BATAMTODAY.COM, Sabtu (6/2/2016). 

Sebelumnya juga oleh bidan Yuli, salah satu bidan di Batuaji ditakser Yuliana akan melahirkan buah hatinya pada 10 Maret mendatang. Namun, kenyataannya ia harus melahirkan si jabang bayi dimana kandungannya baru berusia sekitar 8 bulan. 

Saat dilahirkan, bayi dengan jenis kelamin perempuan itu memiliki panjang 32 cm dengan berat 1,3 kg. Kondisinya begitu memprihatinkan, selain prematur, pada bagian paru-paru gadis cilik itu oleh dokter dinyatakan belum normal. 

"Anak saya masih didalam tabung, masih belum bisa dibawa pulang. Keadaan sekarang masih seperti kemarin," tutur Irfan tanpa menjelaskan lebih jauh keadaan buah hatinya itu. 

Problem yang diterima pasturi itu kini makin bertambah. Setelah anaknya terlahir permatur, persoalan biaya masih menjadi kendala besar bagi mereka. Irfan yang banyak menghabiskan waktunya di kursi pengganguran setelah 1 tahun berada di Batam membuatnya tak berdaya dengan tagian rumah sakit sebanyak kuruang lebih Rp 15 juta rupiah. 

Sedangkan istrinya yang sebelumnya bekerja di kantin Nagoya juga pasrah. Setelah sekitar 6 bulan lalu pindah ke Batuaji, Yuliana juga tidak kunjung mendapatkan pekerjaan. Saat ini kedua pasturi itu membutuhkan uluran tangan para dermawan di Kota Batam.

"Orang tua kami sudah tahu tapi mereka juga tak punya biaya. Mudah-mudahan ada yang mau membantu kami," harap Yuliana. 

Di tangan para dermawan, nasib kedua pasturi dan belahan hatinya kini dipertaruhan. Kini, setelah pihak RSUD meringankan biaya rawat nginap selama 3 hari terhitung mulai Sabtu (6/2/2016) hinga Senin (8/2/2016) selanjutnya kedepan tergantung pada tangan para pendonor. 

"Kami dari pihak RSUD memberikan kebijakan close biaya selama 3 hari. Selanjutnya, kembali kepada pihak pasien,"kata Nuraini, humas RSUD Embung Fatimah. 

Bilamana ada yang mau menyumbangkan bisa langsung menghubungi Irfan (bapak pasien, red) di nomor HP : 081268296874

Editor: Dardani