Istri dan Anakku Direnggut Seketika
Oleh : Harun Al Rasyid
Sabtu | 30-01-2016 | 08:00 WIB
IMG_20162801_9853.jpg
Arman saat menggendong buah hatinya di ruang jenasah RSUD Embung Fatimah. (Foto: Harun Al Rasyid)

KAMIS, 28 Januari 2016, pukul 14.00 di Simpang Setokok. Itulah hari nahasku. Anak dan istriku direnggut dariku. Hanya sekali tekanan gas Avanza Veloz BP 1411 HM, hidupku berubah seketika. Kini, dua belahan jiwaku telah pergi. Bagaimana kisah hidup Arman begitu cepat berubah? Berikut catatan wartawan BATAMTOAY.COM, Harun Al Rasyid. 


Tak satu kata pun yang keluar dari mulut Arman (38). Hanya tatapan sayu matanya saja yang tak bergeser dari wajah istrinya, Rozita (35) yang kini terbujur kaku. Pandangan matanya juga tertuju pada anak laki-lakinya, Ardana (2), juga terbaring kaku di samping istrinya. 

Hampir lima menit menggendong jasad balita itu, bibir Arman tetap terkunci rapat. Hanya tetesan kristal yang perlahan membasahi kedua pipinya. Hatinya begitu perih melihat pipi buah hatinya itu tergores, luka. Sementara batok kepala bagian belakangnya, pecah. 

Tak kuasa melihat kerabatnya hanyut dalam duka yang dalam, seorang bapak berusaha menguatkan hati Arman. "Ikhlaskan saja pak, insya Allah ada hikmahnya," ucap salah satu kerabat Arman mencoba menguatkan.

Setelah menggendong anaknya, Arman kemudian menghampiri jasad istri tercinta, untuk menatap wajahnya yang terakhir kali, sebelum kain kafan memisahkan pandangan mereka. Kali ini, Arman benar-benar tak bisa menahan tangisnya, air mata yang tadinya turun secara pelan, kini mengalir semakin deras. 

Perlahan tangannya mencoba menyentuh wajah istrinya, lalu tertunduk sebentar. Tampak bibirnya bergerak pelan. "Sabar, biar bapak berdoa dulu," ujar lelaki tua berkaos hitam yang sedari tadi memegang bahu Arman. 

Istrinya tak bisa diselamatkan, lantaran luka kepala bagian belakang. Tangan kiri dan paha juga patah. Selain itu, juga terdapat luka robek pada pipi, dagu, dan anggota tubuh lainya. Beruntung, Arman nyawanya masih bisa diselamatkan. Walaupun terdapat luka sobek pada kepala bagian belakang. 

Suasana sempat hening sebentar. Hanya isakan tangis kecil terdengar diantara kerumunan keluarga korban di ruang jenazah RSUD Embung Fatimah. Sekali lagi keluarga mencoba menenangkan hati Arman, mencoba memberikan ketegaran untuk menghadapi cobaan itu. 

"Yang sabar pak, yang ikhlas, banyak berdoa saja," ucap bapak itu lagi disusul anggukan kepala Arman. Namun tetap saja tak ada kata yang ia ucapkan, kedua bibirnya masih terkunci rapih. Arman tetap saja diam. 

Sebelumnya, sengaja pihak RSUD maupun keluarga tidak mau mengabari perihal kematian istrinya. Walaupun disaat kecelakaan, Arman yang menyetir motor Yamaha Vega, warna hitam dengan nopol BP 5232 JM miliknya. 

"Tadi masih di CT Scan, kita sengaja gak kasih tau kalau istirnya sudah meninggal. Takut nanti shok atau kenapa-kenapa dengan korban," kata An salah satu pegawai di RSUD. 

Namun oleh pihak keluarga diminta untuk memberitahu dan mengantarkan Arman dari ruang Intalasi Gawat Darurat (IGD) ke ruang jenasah. Dengan menggunakan kursi roda, perlahan Arman diantarkan menjumpai jasad istri dan anaknya berada. 

"Tadi pihak keluarga minta untuk diberitahu. Karena mau ditutup kain kafannya. Biar lihat wajah istri dan anaknya dulu baru dibawa ke rumah untuk dimakamkan,"kata Rian 

Tepat pukul 18.00 WIB, jenazah ibu dan anak itu dibawa ke kediaman keluarga di Tanjung Klingking, Kelurahan Rempang Cate, Galang, Batam menggunakan mobil ambulance RSUD. Suara sirine ambulance bercampur isak tangis kesedihan keluarga Pak Arman, mengiringi kepergian mobil jenasah dari pintu keluar RSUD. 

Selamat jalan anak istriku.

Editor: Dardani