Inilah Kerusakan Jalan Bukit Kemuning Setelah Dibangun Ulang Dinas PU
Oleh : Harun Al Rasyid
Senin | 11-01-2016 | 15:58 WIB
IMG_20160111_100657.jpg
Jalan di Bukit Kemuning yang longsor, tak ada batu miringnya. (Foto: Harun Al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tanah longsor yang terjadi beberapa waktu lalu, tidak hanya berdampak kerusakan pada rumah warga akibat tertimbun tanah. Akan tetapi, ruas jalan alternatif menuju sejumlah wilayah di Sei Beduk terputus. 


Sepanjang kurang lebih 50 meter, jalan di Bukit Kemuning itu runtuh menimpa rumah warga Perumahan Nusa Indah, Mangsang, Sei Beduk, Minggu (3/1/2016) lalu. Puing-puing jalan aspal yang baru selesai direnovasi bersama dua lampu jalan terseret kedalam jurang. 

Hingga memasuki sepekan pasca bencana alam, dibagian lereng tanah longsor masih mengalirkan air serapan. Sementara di bagian aspal jalan yang patah terdapat rongga-rongga tanah yang menganga. Rongga itu menampakan dengan jelas konstruksi tanah alas aspal tidak kokoh. 


Padahal, pembangunan ulang jalan yang dilakukan dengan cara semenisai dan pengaspalan itu baru selesai sekitar satu bulan yang lalu sebelum terjadinya tanah lonsor. 

"Sebelumnya jalan itu sudah retak, terus PU renovasi lagi. Baru 27 hari lalu selesai buat jalan, sudah kena longsor," kata Sony Irmen, ketua RT 01, Mangsang kepada BATAMTODAY.COM, Senin (3/1/2016). 

Jalan yang baru dibuat itu meninggalkan besi ukuran 8 menjolor sepanjang jalan Bukit Kemuning. Jarak antara besi satu dengan lainya sekitar 18 sampai 20 centimeter. Sementara, di tengahnya melintang besi ukuran 12. Kemudian di bagian-bagian tertentu terdapat besi ukuran 22 dengan jarak sekitar 28 hingga 35 centi meter. 


Besi-besi untuk menahan coran semen dengan ketebalan cor-coran jalan lebih kurang 20 cm. Di atas semenisasi dilapisi aspal dengan ukuran sekitar 3 sampai 5 centimeter. Tampak juga di bagian bawah jalan tersebut dilapisi plastik di atas jalan aspal pertama. 

Ditambahkan, Amirul Hakim, jalan di Bukit Kemuning itu baru dilapisi lagi setelah sebelumnya terjadi retakan. "Sebelumnya aspal rusak, terus dikorek baru dikasih plastik, pembesian dan dicor. Kemudian di atasnya baru dikasih aspal. Memang sebelumnya jalan itu rusak, retak-retak karena tidak ada penguatan tanah," papar Amirul. 

Menurut Amirul, tidak ada batu miring, drainase sabagai pengaliran air serta dibuatnya gorong-gorong untuk mengalirkan air dari Bukit Kemuning berdampk besar longsornya tanah tersebut. 

"Dasarnya di bawah tanah sudah rusak. Walaupun diaspalin, dicor kalau bagian dalam tanah sudah kropos dan gak kuat tetap saja longsor," tuturnya.

Editor: Dardani