Rindu Ibu, Rallie Nekat Akhiri Hidupnya dengan Seutas Tali
Oleh : Hadli
Sabtu | 02-01-2016 | 16:32 WIB
gant.jpg
illustrasi

BATAMTODAY.COM, Batam - Tahun Baru 2016 disambut kebahagian semua orang dengan planing yang telah direncanakan. Namun tidak pada Rallie (20), yang memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Kala itu korban tidak sendirian, ia mengajak sohibnya Novi jalan-jalan ke Pelabuhan Pertamina CPO Kabil dengan menggunakan sepeda motor. Hanya, Novi tidak menyangka jika sohibnya itu bertindak nekat dengan menggantungkan lehernya dengan seutas tali, di sebuah kamar kosong yang berada tak jauh dari Pelabuhan CPO Kabil, Jumat (1/1/2015) sore sekitar pukul 17. 40 WIB. 

Kepada pihak kepolisian, Novi mengatakan, bahwa korban sempat mencurahkan isi hatinya yang rindu kepada sang ibu yang tengah sakit di kampung halaman, Palembang.

"Saya ngantarkan korban ke sini (TKP) atas kemauannya sendiri. Sebab sebelumnya, sekitar pukul 14.30 WIB, Rallie menghubungi saya. Katanya pingin ketemu dan menemaninya jalan," ujar Novi mengawali kisahnya. 

Setelah janjian di tempat tukang jahit, korban minta disinggahkan ke rumah kakaknya yang berada di Kavling Danau Indah untuk pamitan. Selanjutnya, korban mengajak ke bengkel tempatnya bekerja yang berlokasi tidak jauh dari rumah kakaknya tersebut. 

"Di bengkel ambil baju-bajunya, karena dia ingin berhenti kerja," tuturnya. 

Dari bengkel kata Novi lagi, korban meminta dirinya untuk jalan sembari menyampaikan kegelisahannya yang terpendam. Namun korban meminta agar kendaraan yang mereka gunakan berbelok ke arah simpang Pertamina Kabil. "Saya Sempat nanya saat itu, kok kesini. Tapi dia diam saja," tuturnya. 

Tidak jauh dari simpang Pertamina Kabil, korban meminta sepeda motor yang mereka kendarai dihentikan di  warung makan yang tengah tutup. Kebetulan, disamping warung tersebut terdapat kamar kosong yang tidak berpenghuni. 

"Dia bilang aku ingin pulang, Aku ingin dekat Mama. Sudah lama aku merindukannya," ujar Novi menirukan keluhan korban. 

Bahkan korban katanya lagi, sempat mengancam akan bunuh diri karena sudah tidak tahan dengan kondisinya itu. Namun ucapan itu sempat ditepis Novi dan meminta agar korban tidak melakukan hal yang ceroboh. Hanya saja, korban langsung masuk ke dalam kamar kosong tersebut sambil mengunci pintu. 

"Dia memang sudah pegang kain mas, kirain gertak atau main-main saja. Eh, rupanya betulan," kata Novi seakan tak percaya atas aksi nekat sohibnya itu. 

Setelah beberapa kali Novi mencoba mengetuk dan tidak ada jawaban, Novi menelepon abang korban, Mulyadi untuk membantu melihat kondisi korban.

"Saya dobrak sekitar pukul 17.40 Wib. Saat didobrak kondisinya sudah tergantung, saya langsung melapor," kata Mulyadi kepada penyidik Polsek Nongsa.

Sementara itu kakak ipar korban, Mandataris membenarkan bahwa mertua perempuannya dalam keadaan sakit di Palembang. " Memang Ibunya sakit maag di Palembang. Dia tidak tinggal sama kami di rumah, tapi setiap hari datang untuk makan," ujarnya. 

Menanggapi hal itu, Kapolsek Nongsa Kompol Bambang Harleyanto menjelaskan, pihaknya masih menelusuri penyebab kematian korban, yang saat ditemukan posisi korban dalam kondisi tergantung menghadap ke Barat dengan lidah menjulur dan mulut mengeluarkan liur.

"Kesimpulan sementara bunuh diri. Kami masih mengumpulkan data. Saksi masih kita mintai keterangan di kantor. Kondisi korban lidah menjulur dan berliur dan menggunakan baju hitam," kata Harleyanto.

Kini, jasad korban sudah dibawa ke Rumah Sakit BP Batam di Sekupang oleh Tim Identifikasi Polresta Barelang guna penyelidikan lebih lanjut. Sementara barang bukti seperti tali, kain serta kayu balok diamankan di Polsek Nongsa.

Editor: Udin