PWI Kepri Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Kekerasan terhadap Wartawan BCN
Oleh : Ahmad Rohmadi
Sabtu | 26-12-2015 | 08:45 WIB
IMG_20151225_122506.jpg
Danna, Wartawan BCN TV dengan luka lebam pada pelipis wajah, saat melakukan visum di RSUD Embung Fatimah (Foto : Harun al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengecam keras segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, dengan alasan apapun.


Karena itu, PWI mendesak polisi segera menangkap preman yang melakukan pengeroyokan kepada salah satu wartawan BCN TV, Pradanna Putra Tampi (23) di Taman Tunas Regency Sagulung, Kamis (24/12/2015) malam.

Sekretaris PWI Kepri, Saibansah Dardani mengatakan, ikut prihatin dengan kasus yang menimpa Pradanna Putra Tampi di malam perayaan hari natal tersebut.

"Dengan dalih apapun tidak dibenarkan orang melakukan kekerasan, apalagi karena ingin minta uang," kata Saiban yang juga Redaktur Senior BATAMTODAY.COM tersebut, Jumat (25/12/2015).

Maka itu, Saiban meminta kepada Polresta Barelang segera menangani kasus tersebut dengan serius serta segera menangkap dan mengadili para pelaku yang diduga masih remaja.

Meskipun korban tidak dalam waktu tugas peliputan saat kejadian, namun menurutnya tindakan pengeroyokan tersebut sudah masuk dalam kategori kriminal, karena itu tidak ada alasan bagi polisi jika tidak menindak lanjutinya. "Intinya PWI meminta itu, agar tidak ada korban lain," kata wartawan yang juga penulis buku itu lagi. 


Sebelumnya diperitakan, pengeroyokan itu berawal ketika Danna bersama temannya wanitanya, Mairiyanda 'dipalak' dua orang Anak Baru Gede (ABG). Kedua ABG tersebut menghampiri korban dan meminta sejumlah uang tambahan untuk membeli minum-minuman keras.

"Mereka malak saya. Saya bilang, preman ya?, terus mereka pergi," kisahnya.

Selang beberapa menit, kedua ABG tersebut kembali dengan sekitar belasan kawannya. Sejurus kemudian, kepala korban ditendang dari belakang. Korban yang sudah tersungkur, dihantam dengan pukulan tangan oleh para preman itu.

Tak sampai disitu, ketika korban sudah berdiri, masih juga diberikan 'bogeman mentah' secara bertubi-tubi. Sedangkan Danna tidak bisa mengendalikan maupun membalas pukulan para preman itu.

"Banyak orang yang datang, tapi yang mukul lima orang, semuanya orang dewasa. Ada yang bawa pisau juga. Saya gak balas karena saya bawa cewek, jadi saya lindungi aja dia," ujarnya.

Editor: Dodo