Sektor Maritim Jadi Tema Seminar Sehari Kagama Kepri
Oleh : Ahmad Rohmadi
Kamis | 03-12-2015 | 12:58 WIB
seminar-kagama-kepri.jpg
Penjabat Gubernur Kepri, Agung Mulyana saat memberikan sambutan dalam seminar Kagama Kepri. (Foto: Ahmad Rohmadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Mendorong sektor maritim di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai mata rantai utama pelaksanaan tol laut Indonesia menjadi tema dalam seminar sehari yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Kepulauan Riau.

Ketua Pelaksana, Reni Yusleni mengatakan bahwa seminar tersebut dilaksanakan guna untuk menambah ilmu pengetahuan bagi para anggota Kagama di seluruh Provinsi Kepri. "Hal ini diharapkan juga para anggota Kagama bisa membantu Pemerintah Daerah," kata Leni, di Hotel Harris, Batam Center, Kamis (3/12/2015).

Tema tersebut juga berdasarkan daerah di Provinsi Kepri yang mayoritas wilayahnya lautan. Maka itu tol laut sebagaimana yang dicita-citakan oleh Presiden Joko Widodo dapat diimplementasikan di Provinsi Kepri.

Sedangkan, ketua Kagama Kepri, Soerya Respationo mengungkapkan hampir 96 wilayah di Kepri merupakan lautan, akan tetapi menurutnya dalam kenyataan yang ada hal itu belum mampu dimanfaatkan dengan baik.

"Jika kita bisa menguasai lautan tentu ita bisa mendongkrak kesejahteraan masyarakat di Kepri," katanya.

Karena alasan tersebut, dalam visi dan misinya sebagai calon Gubernur Kepri pengelolaan laut untuk lebih baik akan menjadi salah satu programnya.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Kepri, Agung Mulyana mengatakan seminar tersebut sangatlah penting karena melihat wilayah Kepri yang memang banyak lautan dibanding dengan daratan.

"Kalau bicara tol laut kita boleh berbangga diri, karena tidak semua daerah memiliki laut seperti di Kepri," katanya saat membuka acara seminar tersebut.

Menurutnya, jika dimanfaatkan dengan baik tol laut akan memberikan banyak dampak yang positif bagi Provinsi Kepulauan Riau.

Di Bekasi, ia contohkan ada pabrik gas dan oli yang mengelola oli bekas dari kapal yang melintas, dan oli tersebut didapatkan dengan percuma karena memang sudah tidak dipakai lagi.

"Kemudian diolah lagi menjadi oli baru dan perlintasan kapal itu sekitar 200 unit per hari tentu banyak keuntungan di situ," katanya.

Seminar sehari Kagama tersebut menghadirkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri selaku pembicara.

Editor: Dodo