Ratusan Calon TKI Ilegal yang Diamankan di Jodoh Pilih Diberangkatkan ke Malaysia
Oleh : Irwan Hirzal
Rabu | 18-11-2015 | 14:11 WIB
tki_ilegal_jodoh.jpg
Inilah para calon TKI ilegal yang digerebek di Batam. (Foto: Romi Candra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Para calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang diamankan dari ruko penampungan ilegal di Tanjungpantun, Seijodoh, Batam, oleh aparat gabungan, Selasa  (17/11/2015) malam, kini ditampung di dua tempat berbeda.

63 orang calon TKI ilegal berjenis kelamin perempuan ditampung di Shelter Pusat Pelayanan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak, Sekupang. Sementara 92 laki-laki ditampung di Shelter Dinas Sosial Batam, Sekupang.

"Mereka ditampung di dua tempat berbeda, karena shelter Dinsos tidak mencukupi untuk menampung 100 orang lebih. Makanya kita kita pisahkan dan berkordinasi dengan pemberdayaan perempuan," ujar Kabid Bantuan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Batam,  Nor Arifin, Rabu (18/11/2015).

Meskipun dipisah para calon TKI laki-laki maupun perempuan, namun para tenaga kerja ini tetap harus berdesakan di dua shelter tersebut. "Untuk sementara ini mereka ditampung di sini, sambil menunggu peroses hukum yang berjalan," ujarnya.

Meskipun demikian para TKI yang ditangkap kebanyakan lebih memilih untuk diterbangkan ke Malaysia dibanding dipulangkan kekampung halamannya masing-masing oleh pemerintah. Salah satunya dilontarkan oleh Masriah (30) warga Kecamatan Rubatal, Kabupaten Sampang, Madura, meminta pemerintah untuk menerbangkan ke Malaysia meskipun, ia tidak mengantongi paspor.

"Lebih baik diterbangkan ke Malaysia dibanding ke kampung," kata Masriah kepada BATAMTODAY.COM di Shelter. Baca: Petugas Amankan 156 Orang Calon TKI Ilegal dari Ruko Penampungan di Jodoh

Ia menilai kehidupan di Malaysia lebih menjamin dibanding bekerja di kampung halamannya Madura. Hal itu lantaran pendapat yang didapat berkerja di tanah air tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Sudah sering saya ke Malaysia berkerja sabagai pembantu bersama suami Ahmad Arifin (32) yang juga ditangkap. Itu sekali pulang ke kampung bisa membawa uang puluhan juta. Sementara berkerja di kampung selama 3 tahun tidak ada hasilnya," katanya. 

Hal itulah membuat ia berkeinginan tetap berkerja di Malaysia ketimbang dipulangkan ke kampung. "Malaysia itu bagaikan surga. Tapi Indonesia merupakan tanah air kita," tuturnya.

Nor Arifin menyatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pendataan para TKI. Baik yang masih lajang maupun yang ditangkap suami istri.

"Banyak yang suami istri ditangkap disini. Kita akan lakukan verifikasi dulu. Mana yang suami istri dan mana yang lajang. Sehingga kita berkordinasi dengan Pos Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP4TKI) untuk proses pumulangannya," pungkasnya.

Editor: Dodo