Kisah Veteran Jadi Pemulung Demi Bertahan Hidup di Usia Senja
Oleh : Irwan Hirzal
Selasa | 10-11-2015 | 20:13 WIB
IMG_20151110_143027.jpg
Endang Rukman, veteran yang terus berjuang hingga usia senja. (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tiap 10 November, diperingati sebagai Hari Pahlawan. 70 tahun sejak Indonesia merdeka. Tahun demi tahun berlalu, menjadikan hari sejarah yang tak terlupakan. Namun sebagain besar banyak veteran yang masih berjuang hingga usia tua, Selasa (10/11/2015). 


Hari Pahlawan menjadi momen yang tepat untuk kembali mengupas sejarah yang lama tak terdengar. Namun masih banyak mereka yang berjasa dalam meraih kemerdekaan terlupakan.

Bahkan para pejuang veteran yang sudah senja itu pun tak mendapat perhatian dari pemerintah. Salah satunya Endang Rukman, warga Perumahan Tiban Koperasi Blok U No 96, salah satu anggota marinir dalam mempertahankan Irian Barat tahun 1962.

Sehari-hari Endang yang lahir di Bandung 24 Agustus 1945, kini tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia berkerja memungut kaleng bekas dan kardus di lingkungan perumahanya. 

"Kalau gak kerja begitu mau makan apa? Sampai saat ini tidak ada bantuan pemerintah Pemko Batam. Saya juga tidak berharap, karena veteran tidak pernah meminta," kata Endang saat ditemui BATAMTODAY.COM di kediamannya.

Bahkan pria paruh baya yang tinggal hanya  bersama sang istri Jurian (68) kelahiran Tanjunguban, harus mengais kebutuhan dengan cara menjadi tukang ojek mengantar jemput anak sekolah yang merupakan tetangganya.

"Banyak warga sekitar menanyakan ke saya. Bapak tidak malu mengambil barang bekas ke rumah-rumah?. Ya, saya jawab hanya itu yang bisa saya lakukan di hari tua, anak sudah pada nikah. Ya saya kembali ke asal, hidup berdua," tuturnya.

Bahkan di Hari Pahlawan saat menggelar upacara di lapangan Temenggung tadi pagi pria paruh baya memiliki 5 anak 12 cucu dan 4 cicit ini merasa tidak dihargai.

Lantaran para veteran yang sudah memasuki usia senja harus berjalan kaki menuju lapangan dari pintu masuk. Hal itu lantaran angkutan umum yang mengangkut para pahlawan tidak diperbolehkan masuk.

"Mereka yang memakai mobil plat merah dengan lenggang masuk melewati para veteran yang tengah berjalan. Bukanya diberi tumpangan atau disapa, malah mobil pemerintah itu melaju kencang. Seharusnya kalau memang menghargai para pahlawan ada angkutan yang disediakan pemerintah untuk veteran jadi tidak naik angkutan seperti ini," katanya.

Disinggung mengapa masih tetap ikut dalam upacara Hari Pahlawan, meskipun pahlawan yang terlupakan, ia mengaku 10 November salah satu waktu yang tepat ngumpul bareng dengan para pejuang yang lain, untuk mengetahui kondisi sekarang.

"Itu lah yang terjadi sekarang. Saya berharap pemerintah dan generasi muda untk melawan 3 unsur kebodohan, kemiskinan dan keserakahan," ujar Endang.

Ia masih bersyukur meskipun kurang diperhatikan oleh pemerinta kota. Namun pemerintah Provinsi Kepri melalaui Gubernur Muhamad Sani masih perhatian dan memberikan bantuan kepada para pejuang.

Pada 2014 Gubernur Kepri Muhamad Sani memberangkatkan 4 veteran untuk bergi ke umroh melalui Dinas Sosial Kepri. "17 Agustus, 10 November dan Idul Fitri Pak Sani itu selalu memberikan bantuan uang tunai maupun sembako sebagai bentuk kepedulian terhadap veteran. Semua kita tidak meminta tapi mereka yang memberi," pungkasnya.

Editor: Dardani