Ini Kata Pemilik Rumah Kontrakan Tentang Terduga Pembunuh Nia
Oleh : CR12
Jum'at | 30-10-2015 | 15:22 WIB
IMG00224-20151030-1252.jpg
Amri Hidayat, pemilik rumah kontrakan sang terduga pembunuh. (Foto: Harun Al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Drama penangkapan WZ bersama istri dan kedua anaknya, terduga pembunuh Nia, siswi SMA 1 oleh tim jajaran Polresta Barelang Jum'at (30/10/2015) sekitar pukul 06.30 WIB di Perumahan TPI Batuaji, memiliki nama samaran. 

Amri Hidayat (40) pemilik rumah kontrakan Blok D3 No. 13 Perumahan TPI Batuaji kepada BATAMTODAY.COM, mengatakan WZ mengaku kepada dirinya berasal dari Nias. Saat mengontrak rumah tersebut ia mengaku bernama Ardin. Dia sudah menempati rumah tersebut sekitar 3 bulan yang lalu.

"Kemarin, pas ngontrak dia bilang namanya Ardin asalnya dari Nias. Udah 3 bulan lebih di sini, sama istri dan 2 anaknya masih kecil-kecil," jelas Amri.

Lelaki berumur sekitar 30 tahun tersebut mengaku bekerja di sebuah pabrik semen sekitar Pelabuhan Sekupang. Sedangkan istrinya bekerja di Kopi Tiam Fanindo Batuaji. Saat pertama kali mengontrak, ia mengaku tinggal bersama saudaranya di sekitar perumahan TPI Fanindo.

Lanjut Amri, tak meyangka jika Ardin ditangkap Jajaran Polresta Barelang lantaran terduga pembunuh Nia gadis SMAN 1 itu. Ia mengatakan, terduga termasuk pria yang ramah namun agak tertutup.

"Orangnya ramah, tapi gak banyak omong, agak tertutup dia. Ngakunya si kerja di pabrik semen di Sekupang. Kalo istrinya kerja di kopi tiam situ (kompleks ruko Fanindo,red)," kata Amri.

"Tadi saya lagi kerja, terus dikasih tahu teman, kalau ada polisi ramai di rumah kontrakan itu. Saya kaget pas ke sini sudah ada polis-line. Gak nyangka saja kalau dia itu pelakunya," sambung Wakil RW 01 Perumahan Gria Permai itu.

Di tempat yang sama, Eriyani tetangga terduga mengatakan hal yang sama. Semenjak ia menempati rumah kontrakan tipe 36 tersebut, terduga tak dikenal secara dekat dimata tetangga. Terduga dan istri termasuk orang yang tertutup dan jarang bergaul.

"Saya gak terlalu kenal dengan mereka, orangnya jarang keliatan. Jarang bergaul kesini, tiap hari kerja terus pulang malam. Istrinya juga sama, pagi-pagi da dijemput pake mobil box," tutur Eriyani.

Editor: Dardani