Ungkap Kasus Pembunuhan Beruntun di Batam, Polisi Pilih 'Silent' Dulu
Oleh : Hadli
Kamis | 29-10-2015 | 18:42 WIB
mapolda_kepri.jpg
Mapolda Kepri.

BATAMTODAY.COM, Batam - Teka-teki pengungkapan kasus pembunuhan beruntun yang terjadi di Batam, belum dapat dijawab pihak kepolisian. Kini strategi baru digunakan polisi, yakni 'silent' alias diam, untuk memuluskan proses penyelidikan.

"Untuk sementara waktu saya silent dulu. Pasti nanti (sudah terungkap) kita ekspos untuk memberikan keterangan," ujar Kapolresta Berlang Komisaris Besar Polisi Asep Safrudin usai gelar perkara bersama di ruang Kapolda Kepri Brigjen Pol Arman Depari, lantai dua Mapolda Kepri, Kamis (29/10/2015) petang.

Hal senada juga disampaikan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Kepri Komisaris Besar Polisi Adi Karya Tobing. Menurutnya, dalam kasus ini dia hanya sebagai pengarah.

"Sabar ya, tunggu waktunya disampaikan Kapolres. Saya hanya sebagai manajerial, mengarahkan anggota ke sini dan ke sana. Dalam beberapa hari ini pasti kita sampaikan hasilnya," paparnya.

Tindakan 'silent' alias diam tim pengungkapan kasus pembunuhan beruntun ini merupakan arahan langsung dari Kapolda Kepri Brigjen Pol Arman Depari, dengan maksud untuk mempermudah penangkapan kepada yang dicurigai berdasarkan bukti-bukti yang baru ditemukan.

Sementara itu, Kapolda Brigjen Pol Arman Depari yang dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon mengarahkan media ke Kabid Humas Polda Kepri, Ajun Komisaris Besar Polisi Hartono.

Namun, Hartono juga hanya mengatakan, "Biarkan tim bekerja untuk sesaat agar pelaku berhasil diboyong. Tim sudah bekerja keras. Satu per satu bukti sudah diperoleh. Untuk sementara waktu biarkan dulu tim bekerja. Pada intinya, polisi tidak tinggal diam dengan kasus ini," tutur Kabid Humas Polda Kepri ini.

Informasi yang diperoleh, bahwa tim pengungkap kasus pembunuhan beruntun di Batam sudah berhasil mengamankan pelaku, hingga saat ini belum mendapat konfirmasi resmi dari pihak kepolisian. Baca: Dikabarkan, Polda Kepri Tangkap Pelaku Pembunuhan Beruntun di Batam

Editor: Dodo