Setahun Pemerintahan Jokowi-JK belum Mampu Wujudkan Ekspektasi Publik
Oleh : Ahmad Rohmadi
Kamis | 29-10-2015 | 13:27 WIB
diskusi-publik-soal-jokowi.jpg
Saibansah menyampaikan pemaparan dalam diskusi publik Satu Tahun Pemerintah Jokowi-JK. (Foto: Ahmad Rohmadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Meskipun masih terlalu dini untuk menilai kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK), ternyata publik menilai kinerja keduanya belum memenuhi ekspektasi.

Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepulauan Riau (Kepri), Saibansah Dardani, mengatakan sebelum menjadi Presiden RI ke-7, Jokowi merupakan media darling. Perjalanan karir politik Jokowi tidak bisa dipisahkan dengan peran pers, sejak dirinya menjadi Wali Kota Solo dengan gebrakan mobil buatan SMK pada waktu itu.

Nama Jokowi terus menjadi incaran pers lokal, nasional, dan internasional. Sejak saat itu juga nama Jokowi begitu harum, sampai terbentuk opini publik inilah 'sosok sang pembawa kesejahteraan rakyat Indonesia'.

"Yang membuat dekatnya wartawan dengan Jokowi adalah selalu mau menjawab pertanyaan pertanyaan," kata Saiban saat tampil menjadi pembicara pada Diskusi Publik 'Satu Tahun Pemerintah Jokowi-JK' di PIH Hotel, Batam Center, Batam, Kamis (29/10/2015).

Namun, kata Saiban, setahun kinerja pemerintahan Jokowi-JK dinilai kurang memuaskan publik. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik (Kedai Kopi) pada 14-17 September 2015 lalu, sebagaimana yang dikutip dari berita media Kompas.

"Kata Juru Bicara Kedai Kopi Hendri Satrio sebagian besar masyarakat atau sekitar 54,7 persen merasa tidak puas terhadap kinerja Jokowi-JK," jelas Saiban, yang juga redaktur senior di BATAMTODAY.COM.

Ketidakpuasan ternyata juga disampaikan oleh salah satu peserta diskusi yaitu Arum Anjani di mana ia menilai program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan program yang gagal dijalankan Pemerintah.

Dosen Kebidanan Universitas Batam (Uniba) itu menceritakan pengalaman pribadinya yang merasakan begitu susahnya dan tidak maksimalnya BPJS Kesehatan di rumah sakit.

"Saya kira itu salah satu program yang gagal dijalankan oleh Pemerintahan Jokowi-JK," kata Arum.

Hal senada juga disampaikan panglima Garda Metal Faderasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Indonesia Kota Batam, Suprapto, yang mengatakan sudah tidak kaget dengan pelayanan BPJS Kesehatan yang belum sesuai dengan keinginan masyarakat.

"Rumah sakit memang selalu mengatakan rugi menangani pasien BPJS Kesehatan. Padahal kalau diakumulasikan rumah sakit sangat untung," kata Suprapto.

Diskusi publik itu, diselenggarakan oleh Forum Pemerhati Sosial Kemasyarakatan bekerja sama dengan BATAMTODAY.COM.

Editor: Dodo