Puluhan Orang Berbaju Loreng Bersenjata Api Rampas Kapal Cargo Repair di PT Bandar Abadi Batam
Oleh : Gabriel P. Sara
Sabtu | 19-09-2015 | 20:19 WIB
Kapal_Salli_Fortune_Ist0.JPG
Kapal Cargo Sally Fortune yang dirampas gerombolan berbaju loreng. (Foto : Gabriel P. Sara) 

BATAMTODAY.COM, Batam - Puluhan orang berpakaian loreng dan bersenjata lengkap mengambil paksa kapal cargo Sally Fortune yang sedang direpair di PT Bandar Abadi, yang berlokasi di kawasan Sintai, Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Jumat (18/9/2015) sekitap pukul 13.00 WIB.


Berdasarkan informasi yang diterima BATAMTODAY.COM, perampasan kapal tersebut berawal dari pembayaran yang belum diselesaikan oleh PT Bina Usaha Maritim Indonesia (BUMI) kepada PT Bandar Abadi sebagai perusahaan yang mengerjakan order repair tersebut. 

Kapal cargo Sally Fortune masuk dock di lokasi PT Bandar Abadi sejak 20 Juni 2014 lalu dan selesai reapir pada 30 Agustus 2014. Pada saat pelunasan pembayaran, PT BUMI tidak melunasi tagihannya. Bahkan, selama tiga bulan berturut-turut selama melakukan repair itu, manajemen PT  BUMI tidak pernah menunaikan kewajibannya. 

Terkait permasalahan ini, manajemen PT Bandar Abadi pun membawa kasus ini ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada Maret 2015 lalu. Dan saat ini, kasusnya sedang ditangani PN Jakarta Pusat.

Namun, pada Jumat (18/9/2015) siang kemarin, tiba-tiba puluhan oknum yang bersenjata lengkap datang membawa tiga buah tagbout dan langsung melakukan pengancaman di lokasi PT  Bandar Abadi.

Tak hanya mengancam, mereka juga sempat melepaskan tembakan peringatan sebanyak tiga kali ke udara. Karuan saja, aksi mereka sempat membuat seluruh karyawan dalam perusahaan tersebut ketakutan dan lari berhamburan.

Direktur PT Bandar Abadi, Maslina Simanjuntak, membenarkan adanya aksi puluhan oknum bersenjata lengkap berbaju loreng tersebut. "Ada oknum bersenjata lengkap melakukan penarikan paksa terhadap kapal itu. Sempat mengeluarkan tembakan juga," ungkapnya. 

Ditambahkan Maslina, pada saat perampasan kapal tersebut berlangsung, pihak PT Bandar Abadi sempat melawan dengan cara menghalangi kapal tersebut untuk keluar. Namun, upaya itu dihadapi dengan tembakan peringatan sebanyak tiga kali ke udara. Karuan saja, seluruh karyawan yang ada saat itu langsung mundur ketakutan.

"Sempat menghalangi kapal yang dirampas itu keluar. Tapi, mareka lepas tembakan. Makanya karyawan kita mundur. Mareka menarik kapal itu dengan menggunakan tiga buah tagbout," paparnya.

Dengan kejadian itu, kata Maslina lagi, akan berdampak kepada investor dari luar untuk melakukan repair kapal ke Indonesia. "Semua investor akan takut masuk ke Indonesia. Karena tidak ada (penegakan) hukum di Indonesia. Ini akan berdampak buruk untuk negara kita," bebernya.

Maslina berharap, kapal yang dirampas paksa itu bisa dikembailkan dan harus melakukan sesuai proseder yang ada. "Kita minta perlindungan hukum yang ada di Indonesia. Kita akan menyurati Syahbandar Batam dan melayangkan surat ke Presiden RI Joko Widodo serta Menteri Hukum dan HAM," pungkasnya.

Editor: Dardani