Jajaki Kerja Sama PLTN, Dubes Rusia Kunjungi BP Batam
Oleh : Roni Ginting
Senin | 14-09-2015 | 12:00 WIB
kunjungan-dubes-rusia1.jpg
Duta besar Rusia untuk Indonesia, H.E. Galuzin bersama rombongan saat berkunjung ke BP Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Dalam rangka menjajaki kerja sama antara Rusia dengan Indonesia, Duta besar Rusia untuk Indonesia, H.E. Galuzin didampingi Kepala Trade Mission Rusia, Mr. Rossonakhov, Konsuler Economic Kedutaan Rusia, Mrs. Veronika Novoselte melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala BP Batam, Mustafa Widjaya. Pertemuan khusus tersebut bertempat di Kantor Perwakilan BP Batam di Jakarta, Jumat (11/9/2015) pekan lalu.

Hadir dalam pertemuan tersebut Anggota 2/Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan, I Wayan Subawa, Staf Khusus Ka. BP Batam bidang Infrastruktur, Ir. Asroni Harahap, Staf Khusus Bidang Promosi dan HLN, Koernia R. Asih, Staff Khusus Bidang Partisipasi Masyarakat dan Humas, Hasbi Armia, Ka. Biro Perencanaan & Program dan Litbang, Horman Pudinaung, Direktur Promosi dan Humas, Purnomo Andiantono.

Kemudian turut hadir juga Direktur For Central and Eastern Europe Affairs Kemenlu, Witjaksono Adji, dan Direktur Operasi PLN Batam, M. Tagor EB Sidjabat.

Duta besar Rusia untuk Indonesia, H.E. Galuzin mengucapkan rasa terimakasih atas sambutan yang diberikan. Ia meyakini pertemuan ini memberikan manfaat bagi kedua negara khususnya Batam. Batam sebagai kawasan FTZ (Free Trade Zone) merupakan salah satu kawasan industri yang berkembang di Indonesia dan cukup kompetitif di wilayah Asia Pasifik.

Ia menjelaskan teknologi nuklir Rusia adalah yang terbaik di dunia dan telah berpengalaman selama lebih dari 50 tahun. Perusahaan negara yang membidangi nuklir di Rusia adalah Rosatom yang memiliki teknologi berbasis nuklir berbahan bakar uranium dan mengoperasikan berbagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Rusia.

"Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) RI dan Rosatom telah menandatangani MoU mengenai penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai, misalnya sebagai energi alternatif pembangkit listrik atau dapat distilahkan sebagai electricity generation," katanya.

Galuzin juga meyakini dengan adanya kerjasama teknologi nuklir akan meningkatkan iklim investasi di Batam seperti penyediaan energi untuk pengembangan proyek monorail, airport, seaport, dan teknologi manufaktur. 

"Setelah pertemuan ini kami akan memberi informasi kepada pemerintahan Rusia, kepada asosiasi  asosiasi pengusaha Rusia bahwa terdapat peluang investasi di Batam," katanya kepada Mustafa.

Kepala Trade Mission Rusia, Mr. Rossonakhov mengatakan ketertarikannya untuk menanamkan investasi di Batam terkait pengembangan listrik untuk nuklir. Selain itu, ia berupaya akan mengunjungi Kota Batam bersama delegasi asosiasi atau Rusia Business Community (Kadin) dan membicarakan peluang investasi diantaranya seaport, airport dan aircraft, transhipment, toll road, manufaktur, dan lainnya.

Menanggapi adanya kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah dan peluang investasi Kepala BP Batam, Mustafa Widjaya,  mengatakan BP Batam terlebih dahulu akan mempelajari, mengkaji, dan melakukan studi terkait teknologi nuklir. 

"Kami akan mendukung penuh program pemerintah dalam pengembangan teknologi nuklir sebagai energi alternatif namun kami akan terlebih dahulu melakukan studi," sambut mustafa.

Menurutnya, teknologi nuklir sebelum diterapkan dan disosialisasikan akan lebih baik dilakukan studi kelayakan untuk setiap daerah khususnya pulau Batam. Ia meyakinkan, area kerja BP Batam meliputi Batam, Rempang, Galang (Barelang) memungkin tersedianya lahan untuk setiap investasi yang masuk. Kemudian Mustafa menambahkan BP Batam akan me-review masterplan BP Batam di akhir tahun 2015, agar pembangunan pembangkit nuklir juga masuk di dalam masterplan tersebut.

"BP Batam memiliki roadmap setiap lima tahun, dan di akhir lima tahun ini kami akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, terkait teknologi nuklir agar nantinya dapat dimasukkan dalam roadmap BP Batam," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Purnomo Andiantono, Direktur Promosi dan Humas memberikan pemaparan terkait dasar hukum BP Batam. Adanya UU no. 44 tahun 2007 menetapkan Batam Bintan dan Karimun sebagai kawasan FTZ dan melalui PP no 46 tahun 2007 menyiratkan BP Batam sebagai pengelola pulau Batam. Andiantono menjelaskan terkait rencana pengembangan teknologi tersebut akan terlebih dahulu dikaji dan kemudian dapat disosialisasikan kepada masyarakat. Ia berharap nantinya baik Rosatom maupun delegasi Rusia lainnya dapat mengunjungi Kota Batam untuk lebih mengenal Batam secara lebih dekat. 

Ada beberapa pertanyaan yang diajukan antara lain perusahaan yang dominan di Batam, bagaimana legalitas dan kemudahan perolehan VISA untuk Batam, insentif yang diberikan Batam untuk para calon investor, serta industri yang saat ini sedang berkembang dan rencana pengembangan ke depan.

Direktur Opersasi PLN Batam, M. Tagor EB Sidjabat menyikapi  baik rencana Rusia dalam bidang PLTN. Ia mengatakan untuk energi PLN di Batam selama ini berasal dari 70 persen gas dan 30 persen batu bara. Ke depan,  PLN memiliki rencana untuk menghubungkan aliran listrik antara Batam dengan Barelang dan Bintan dengan pemasangan kabel bawah laut / sea cable.

Kunjungan tersebut ditutup dengan tekad dari kedua belah pihak untuk semakin meningkatkan kerjasama antara kedua negara, dan lebih khusus lagi antara kawasan ekonomi khusus, misalnya antara FTZ Batam dan Vladivostok, Rusia.

Editor: Dodo