Ceramah di depan Mahasiswa Baru STAI Ibnu Sina Batam

Hardi Hood Beri Pemahaman Pentingnya Ideologi Pancasila untuk Persatuan
Oleh : Hadli
Selasa | 08-09-2015 | 15:10 WIB
hardi-ibnu-sina.jpg
Senator asal Kepri, Hardi S. Hood memberikan gemblengan ideologi Pancasila untuk persatuan kepada mahasiswa baru STAI Ibnu Sina, Batam.

BATAMTODAY.COM - Anggota MPR RI Hardi Selamat Hood mengatakan, sebagai sebuah ideologi, Pancasila memiliki keunikan diantara ideologi-idelogi besar dunia lainnya. Karena itu semua pihak perlu memahaminya secara utuh, baik sebagai sebuah konsep pemikiran maupun penerjemahannya dalam kehidupan bernegara.

"Kita tahu bahwa warga Indonesia memiliki keanekaragamaan yang kompleks, baik dalam bidang budaya, ras, warna kulit, dan lain sebagainya. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan bangsa kita, Indonesia harus bersatu membentuk kekuatan sehingga dapat rukun, damai, kuat, dan dinamis. Nah untuk mempersatukan Indonesia, kita butuh ideologi yang dapat menyatukan semua pihak, maka dijadikanlah Pancasila sebagai suatu pegangan yang mengatur pola pikir warga negara agar bisa mencapai tujuan bangsa," kata Hardi saat memberikan ceramah di hadapan ratusan mahasiswa baru STAI Ibnu Sina Batam, Sabtu (5/9/2015).

Secara gamblang, Hardi menguraikan bahwa ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.

Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial.
"Karena itu fungsi Pancasila sebagai sarana agar bangsa Indonesia tetap bersatu dan tidak terpecah belah sangatlah penting,” tambahnya lagi.

Hardi juga menjelaskan bahwa Pancasila memiliki keunikan diantara ideologi besar dunia lainnya. Saat ini ada beberapa arus besar ideologi yang terkenal yaitu liberalisme dan sosialisme. Namun Pancasila tidak cenderung kepada kedua-duanya, justru dia berada di tengah-tengah.

Jika liberalisme terlalu memberikan kebebasan kepada individu, semetara sosialisme terlalu mementingkan Negara di atas kebebasan individu, atau dengan kata lain kehidupan warga mendapat kontrol ketat dari negara.
 
"Dalam ideologi Pancasila, hubungan antara warganegara dengan negara adalah seimbang. Apa arti seimbang? Artinya, tidak mengutamakan negara tetapi juga tidak mengutamakan warganegara. Kepentingan negara dan kepentingan warganegara sama-sama dipentingkan,” jelas Senator asal Provinsi Kepulauan Riau ini.

Menyangkut hubungan ideologi Pancasila dengan agama, Ketua Komite 3 DPD RI ini menguraikan bahwa dalam Pancasila, agama erat hubungannya dengan negara. Negara memperhatikan kehidupan agama. Agama mendapatkan perhatian penting dari Negara. Setiap warga negara dijamin pula kebebasannya untuk memilih salah satu agama yang ada dan diakui oleh pemerintah.Meski demikian, di Indonesia atheis atau tidak mengakui adanya Tuhan, tidak diperbolehkan. Propaganda anti-agama juga dilarang.

"Itulah sebabanya sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Sesuai dengan sila tersebut, maka agama erat hubungannya dengan negara. Negara memperhatikan kehidupan agama. Agama mendapatkan perhatian penting dari Negara," pungkas Hardi.

Editor: Dodo