Didominasi Ekspor Nonmigas

Surplus Perdagangan Indonesia Maret 2025 Capai USD 4,33 Miliar
Oleh : Redaksi
Rabu | 23-04-2025 | 16:04 WIB
surplus-perdagangan.jpg
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Perdagangan mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 mencapai USD 4,33 miliar, meningkat dibandingkan Februari 2025 yang sebesar USD 3,10 miliar. Capaian tersebut melanjutkan tren surplus yang telah berlangsung selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyampaikan surplus pada Maret 2025 ditopang oleh surplus sektor nonmigas sebesar USD 6,00 miliar, meskipun neraca migas masih mengalami defisit sebesar USD 1,67 miliar. "Secara kumulatif, surplus perdagangan Indonesia periode Januari hingga Maret 2025 tercatat mencapai USD 10,92 miliar," ujar Budi Santoso, dalam siaran pers, Rabu (23/4/2025).

Ekspor Nonmigas Meningkat Signifikan

Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebesar USD 23,25 miliar, meningkat 5,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 3,16 persen secara tahunan. Kenaikan tersebut ditopang oleh pertumbuhan ekspor migas sebesar 28,81 persen dan ekspor nonmigas sebesar 4,71 persen.

Ekspor sektor industri menyumbang pangsa terbesar dengan kontribusi 83,30 persen, disusul sektor pertambangan sebesar 14,07 persen dan sektor pertanian sebesar 2,63 persen.

Produk ekspor dengan pertumbuhan tertinggi meliputi bijih logam, terak, dan abu (HS 26) yang naik signifikan hingga 4.154,80 persen. Kenaikan ini dipengaruhi oleh pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 9 Tahun 2025 tentang relaksasi ekspor komoditas konsentrat tembaga.

Produk ekspor lainnya yang mengalami peningkatan antara lain aluminium (HS 76) naik 105,08 persen, timah (HS 80) naik 63,84 persen, nikel (HS 75) naik 40,20 persen, serta besi dan baja (HS 72) naik 19,64 persen.

Tujuan Ekspor Utama dan Kawasan Potensial

Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tercatat sebagai tiga pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025, dengan total nilai mencapai USD 9,24 miliar atau setara 42,37 persen dari total ekspor nonmigas nasional. Beberapa negara tujuan ekspor dengan peningkatan bulanan tertinggi adalah Uni Emirat Arab (68,18 persen), Turki (60,21 persen), Brasil (53,24 persen), Rusia (43,24 persen), dan Prancis (43,01 persen).

Secara kawasan, ekspor nonmigas meningkat signifikan ke Karibia (88,55 persen), Eropa Timur (54,05 persen), Asia Barat (23,20 persen), Amerika Selatan (22,38 persen), dan Eropa Selatan lainnya (18,08 persen).

Impor Maret Naik Tipis, Didominasi Barang Baku

Nilai impor Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebesar USD 18,92 miliar, naik 0,38 persen dibandingkan Februari 2025 dan meningkat 5,34 persen dibandingkan Maret 2024.

Impor migas tumbuh 9,07 persen secara bulanan, sementara impor nonmigas justru turun 1,18 persen. Namun, secara tahunan, impor nonmigas meningkat 7,91 persen.

Komposisi impor masih didominasi bahan baku dan penolong dengan porsi 71,23 persen, diikuti barang modal 19,56 persen, dan barang konsumsi 9,21 persen.

Barang konsumsi dengan lonjakan impor tertinggi antara lain bawang putih, apel, jeruk, monitor berwarna, dan mobil listrik. Sedangkan barang modal yang meningkat signifikan meliputi mesin sortir, mesin pemanas, komputer, pesawat terbang, dan kapal tanker.

Produk impor nonmigas lainnya yang naik tajam termasuk buah-buahan (HS 08) naik 56,63 persen, pupuk (HS 31) naik 46,06 persen, serta kertas dan karton (HS 48) naik 29,12 persen.

Tiga negara asal impor nonmigas terbesar adalah Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan total pangsa 52,21 persen. Sementara itu, negara asal impor yang mencatatkan kenaikan tertinggi ialah Pantai Gading (357,70 persen), Afrika Selatan (206,68 persen), dan Swedia (76,13 persen).

Kinerja Kuartal I 2025

Secara kumulatif, total ekspor nonmigas Indonesia Januari-Maret 2025 mencapai USD 66,62 miliar atau naik 6,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor nonmigas menyumbang USD 62,98 miliar, tumbuh 7,84 persen. Sementara ekspor migas menurun 6,72 persen menjadi USD 3,64 miliar.

Pada periode yang sama, total impor Indonesia mencapai USD 55,71 miliar, naik 1,47 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan impor didorong pertumbuhan impor nonmigas sebesar 2,91 persen, meskipun impor migas menurun sebesar 5,85 persen.

Editor: Gokli