Penerapan SNI Dorong Daya Saing Industri Furnitur Nasional
Oleh : Redaksi
Selasa | 11-03-2025 | 10:04 WIB
Andi-Rizaldi4.jpg
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi. (Kemenperin)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Industri furnitur memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mencatat pertumbuhan sebesar 2,07 persen sepanjang tahun 2024.

Nilai ekspor sektor ini mencapai USD1,47 miliar pada periode Januari-November 2024, meningkat 0,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, menegaskan keberlanjutan pertumbuhan industri furnitur harus didukung dengan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). "Penerapan SNI menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas produk, meningkatkan daya saing industri, serta mempertahankan kepercayaan pelanggan di pasar domestik dan internasional," ujar Andi, dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (10/3/2025), demikian dikutip laman Kemenperin.

Andi juga mendorong sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung industri furnitur nasional. "Kami mengajak Dinas Perindustrian di berbagai daerah untuk membantu pelaku industri menerapkan SNI. Dengan dukungan yang luas, industri furnitur Indonesia dapat semakin kompetitif di pasar global," tambahnya.

Potensi industri furnitur nasional cukup besar berkat ketersediaan bahan baku melimpah dan desain produk yang beragam. Namun, sektor ini menghadapi tantangan berupa persaingan dengan produk impor dan efisiensi produksi. Oleh karena itu, inovasi serta kepatuhan terhadap standar mutu menjadi faktor utama dalam mempertahankan pertumbuhan dan daya saing industri ini.

Sebagai bentuk dukungan, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Yogyakarta berkomitmen memperluas layanan sertifikasi produk furnitur.

Kepala BBSPJIKB, Jonni Afrizon, menjelaskan proses sertifikasi SNI kini lebih mudah diakses melalui laman sertifikasi.batik.go.id. "Dengan adanya kemudahan ini, kami berharap semakin banyak produk furnitur yang tersertifikasi SNI, sehingga kepercayaan konsumen terhadap produk lokal meningkat," ungkapnya.

Afrizon menambahkan penerapan standar mutu yang ketat tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga mengurangi risiko penarikan produk akibat ketidaksesuaian regulasi. Pemerintah juga terus mendorong kemitraan antara industri furnitur dan lembaga penelitian guna menciptakan inovasi yang lebih kompetitif.

Dengan pemanfaatan teknologi manufaktur digital dan bahan ramah lingkungan, industri furnitur Indonesia diharapkan mampu bersaing di pasar global serta berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. BSKJI dan BBSPJIKB berkomitmen untuk terus mendukung pelaku industri dalam memenuhi standar yang ditetapkan demi memperkuat daya saing sektor furnitur nasional.

Editor: Gokli