Komisi II DPRD Batam Sidak Pasar Mitra Raya, Soroti Harga Santan Kelapa yang Tak Stabil
Oleh : Aldy Daeng
Selasa | 04-03-2025 | 14:04 WIB
AR-BTD-5417-DPRD-Batam.jpg
Komisi II DPRD Batam saat Sidak ke Pasar Mitra Raya, Batam Center, Selasa (4/3/2025). (Foto: Aldy Daeng/Batamtoday)

BATAMTODAY.COM, Batam - Komisi II DPRD Batam melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Pasar Mitra Raya, Batam Center, Selasa (4/3/2025). Sidak ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II DPRD Batam, Yunus Muda, dan didampingi Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam.

Kehadiran para wakil rakyat ini mengejutkan para pedagang yang beraktivitas di pasar yang dikenal melayani segmen menengah ke atas tersebut.

Salah satu temuan utama dalam sidak ini adalah tingginya harga santan kelapa di Pasar Mitra Raya. Harga yang tidak stabil serta keterbatasan jumlah pedagang santan menjadi perhatian utama.

Saat ini, hanya terdapat satu kios yang menjual santan kelapa, yang diduga memonopoli harga. Kondisi ini dikeluhkan oleh pedagang daging, yang merasakan dampaknya terhadap penjualan mereka karena konsumen cenderung beralih ke pasar lain yang menawarkan harga santan lebih terjangkau.

"Banyak pelanggan saya yang memilih belanja di tempat lain karena harga santan di sini terlalu mahal dan sering langka. Konsumen pasti mencari tempat yang lebih praktis dan murah," ujar Iyan, salah satu pedagang daging di Pasar Mitra Raya.

Ketua Komisi II DPRD Batam, Yunus Muda, menyoroti permasalahan ini dan meminta pengelola pasar untuk menambah jumlah kios santan guna mencegah monopoli harga. "Harga santan di sini berkisar antara Rp 23 ribu hingga Rp 46 ribu per kilogram, tergantung campuran airnya. Kami mendapatkan laporan bahwa harga ini sering berubah dalam sehari. Untuk menghindari praktik monopoli, kami meminta pengelola pasar menambah pedagang santan agar ada persaingan harga yang lebih sehat," tegas Yunus.

Selain itu, Yunus juga menekankan pentingnya intervensi pemerintah dalam memastikan ketersediaan kelapa di Batam. Menurutnya, banyak kelapa dari daerah pemasok seperti Tembilahan, Guntung, dan Jambi diekspor ke luar negeri, sehingga pasokan ke Batam terbatas.

Ia mendorong Pemerintah Kota Batam untuk menjalin kerja sama dengan daerah penghasil agar kebutuhan kelapa di Batam bisa terpenuhi dengan harga yang lebih stabil. "Kami juga meminta Pemko Batam untuk lebih aktif melakukan kerja sama dengan daerah penghasil komoditas, bukan hanya kelapa, tetapi juga bahan pangan lainnya. Batam ini bukan daerah penghasil, melainkan konsumtif, sehingga perlu strategi yang lebih matang dalam mengamankan pasokan pangan," tambahnya.

Secara keseluruhan, harga komoditas di Pasar Mitra Raya masih relatif stabil, meskipun permasalahan harga santan menjadi perhatian utama dalam sidak kali ini. DPRD Batam berkomitmen untuk terus mencari solusi agar harga pangan di Batam tetap terjangkau bagi masyarakat.

Editor: Gokli