Indonesia Jadi Negara Pertama di Asia dengan Fasilitas R&D Apple
Oleh : Redaksi
Sabtu | 01-03-2025 | 14:24 WIB
Menperin-Agus12.jpg
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Kemenperin)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia mencatat sejarah sebagai negara pertama di Asia dan kedua di dunia di luar Amerika Serikat yang memiliki fasilitas penelitian dan pengembangan (R&D Center) Apple.

Pembangunan pusat R&D ini merupakan hasil kesepakatan antara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Apple dalam komitmen investasi periode 2023-2029.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan selama ini Apple hanya memiliki fasilitas R&D di Amerika Serikat dan Brasil. Dengan hadirnya R&D Center di Indonesia, negara ini akan menjadi pusat inovasi strategis Apple di kawasan Asia.

"Selama ini, Apple hanya membangun fasilitas R&D di Amerika dan satu negara di luar Amerika, yaitu Brasil. Indonesia akan menjadi negara kedua di luar Amerika dan yang pertama di Asia," ujar Agus dalam, konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/2/2025), demikian dikutip laman Kemenperin.

Dampak Positif untuk Indonesia

Keberadaan R&D Apple di Indonesia diharapkan membawa dampak besar bagi industri nasional, riset teknologi, serta penciptaan lapangan kerja. Selain itu, fasilitas ini akan melibatkan 15 perguruan tinggi, termasuk ITB, UI, UGM, dan ITS, yang tergabung dalam Indonesia Chip Design Collaborative Center (ICDEC).

Apple R&D Center Indonesia akan berfokus pada pengembangan perangkat lunak di bidang kesehatan, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI). Selain itu, dalam kerja sama ini Apple akan mendirikan:

  • Apple Software Innovation and Technology Institute
  • Apple Professional Developer Academy
  • Keberlanjutan program Apple Academy

Menurut Agus, pendirian R&D ini merupakan bukti bahwa SDM Indonesia telah siap mendukung pengembangan teknologi global. Fasilitas ini akan menjadi wadah bagi lulusan Apple Academy dan profesional di bidang teknologi untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Investasi Tambahan & Produksi AirTag di Batam

Sebagai bagian dari komitmennya, Apple juga akan meningkatkan investasi dengan membawa perusahaan Global Value Chain (GVC), ICT Luxshare, untuk memproduksi aksesori AirTag di Batam. Investasi ini bernilai USD 150 juta, menjadikan Indonesia sebagai pemasok 65% AirTag di pasar global.

Menariknya, Apple berkomitmen bahwa komponen baterai AirTag akan diproduksi oleh perusahaan dalam negeri, mendukung industri lokal dalam rantai pasokan teknologi global.

Meningkatkan Daya Saing Teknologi Indonesia

Kesepakatan ini menegaskan peran penting pemerintah dalam mendorong investasi dan inovasi. Dengan hadirnya R&D Apple, Indonesia berpotensi menjadi pusat teknologi dan inovasi di Asia, menciptakan ribuan lapangan kerja baru, serta memperkuat ekosistem startup teknologi di Tanah Air.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemenperin dan Apple pada 26 Februari 2025 menjadi langkah strategis bagi pertumbuhan industri teknologi Indonesia. Dengan ini, Indonesia semakin diperhitungkan dalam peta inovasi global.

Editor: Gokli