Tagar #KaburAjaDulu dan 'Indonesia Gelap' Jadi Sorotan Media Singapura-Malaysia
Oleh : Redaksi
Kamis | 20-02-2025 | 08:44 WIB
20-02_indonesia-gelap_023934898.jpg
Mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Senin (17/2/2024). (Foto: CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sejumlah media asing menyoroti aksi demonstasi "Indonesia Gelap" yang berlangsung di beberapa daerah, termasuk di Jakarta. Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi hingga koalisi masyarakat sipil ikut turut ke jalan sejak Senin, 17 Februari 2025.

Media asal Singapura misalnya. The Straits Times melaporkan aksi demo ini melalui artikel bertajuk "'Dark Indonesia' protests erupt nationwide with students taking to streets" pada Selasa kemarin.

"Ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi terkini di Indonesia terwujud dalam sejumlah gerakan yang memprotes kebijakan Presiden Prabowo Subianto dan pendahulunya," demikian laporan media tersebut, dikutip Rabu (19/2/2025).

Dalam laporannya, media tersebut menyebut ada ribuan mahasiswa turun ke jalan di berbagai kota yang dikoordinasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Demonstrasi ini diperkirakan berlangsung selama tiga hari, dengan aksi unjuk rasa serentak di sejumlah daerah.

"Aksi unjuk rasa ini juga menjadi tren di media sosial dengan gambar lambang negara Garuda yang berlatar hitam dan bertuliskan tagar #IndonesiaGelap, yang dikenal sebagai Garuda Hitam," tambahnya.

"Para pengunjuk rasa mengklaim bahwa Indonesia tidak sedang menuju visi Indonesia Emas, tetapi malah menuju kegelapan. Pada tahun 2024, muncul berbagai meme yang bercanda bahwa slogan Indonesia Emas seharusnya diganti dengan Indonesia Cemas, atau bahkan Indonesia Lemas."

Pada hari yang sama, media asal Malaysia, The Star, juga melaporkan demo ini. Laman itu juga menyinggung gerakan #KaburAjaDulu melalui artikel.

"Selain gerakan Garuda Hitam, bentuk ketidakpuasan publik lainnya adalah tagar #KaburAjaDulu yang baru-baru ini muncul, yang mendorong warga negara Indonesia untuk bekerja dan belajar di luar negeri, meninggalkan kekacauan di dalam negeri," demikian laporan The Star.

"Perwujudan ekstrem dari gerakan ini adalah penolakan kewarganegaraan Indonesia," tambahnya menyebut gerakan #KaburAjaDulu terjadi lantaran pemerintah RI gagal menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup di dalam negeri.

Sumber: CNBC
Editor: Agung