Pemerintah Perluas Peluang Tenaga Kesehatan Indonesia di Pasar Internasional
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 27-12-2024 | 12:24 WIB
nakes-global.jpg
Kemenkes bersama BP2MI menggelar pertemuan strategis guna mempermudah pengiriman tenaga kesehatan ke luar negeri melalui penyelarasan regulasi, penguatan pendidikan, dan standarisasi biaya. (Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmen untuk membuka peluang lebih luas bagi tenaga kesehatan Indonesia di kancah internasional.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar pertemuan strategis guna mempermudah pengiriman tenaga kesehatan ke luar negeri melalui penyelarasan regulasi, penguatan pendidikan, dan standarisasi biaya.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menekankan kebutuhan tenaga kesehatan, khususnya perawat, sangat tinggi di dunia. Saat ini, terdapat kekurangan global hingga 6,4 juta perawat. Meski Indonesia telah mengirim sekitar 10.000 tenaga kesehatan ke luar negeri, jumlah ini masih jauh dari potensi yang bisa dicapai.

"Saya ingin tahun depan kita mengirim 2.000 tenaga kerja, kemudian meningkat menjadi 5.000, hingga mencapai 10.000 per tahun," ujar Budi Gunadi, demikian dikutip laman Kemenkes, Senin (23/12/2024).

Salah satu daya tarik bekerja sebagai tenaga kesehatan di luar negeri adalah pendapatan yang jauh lebih besar dibandingkan di dalam negeri. Perawat di Jepang, misalnya, dapat memperoleh gaji sekitar Rp 30 juta per bulan, sementara di Jerman mencapai Rp 50 juta.

"Ini adalah peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan kita sekaligus memperkuat daya saing Indonesia di sektor global," tambahnya.

Menteri BP2MI, Abdul Kadir Karding, menyebutkan pemerintah telah menyepakati berbagai kemudahan bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) di sektor kesehatan. Salah satu langkahnya adalah penyederhanaan persyaratan pemeriksaan kesehatan sesuai kebutuhan negara tujuan tanpa menambahkan syarat yang tidak relevan.

"Kami juga mendorong standarisasi biaya pemeriksaan kesehatan agar lebih terjangkau. Tidak boleh ada kesenjangan yang signifikan, seperti biaya Rp 600 ribu di Jakarta, tetapi mencapai Rp 1,6 juta di daerah. Ini harus diseragamkan dengan tetap memperhatikan kondisi wilayah masing-masing," jelas Abdul Kadir.

Sebagai langkah strategis, Kementerian Kesehatan akan memperkuat peran Politeknik Kesehatan (Poltekkes) di seluruh Indonesia. Fokus utama Poltekkes adalah menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan negara tujuan, termasuk pelatihan bahasa asing yang lebih intensif sejak dini. Upaya ini bertujuan untuk memastikan tenaga kesehatan Indonesia memiliki kompetensi dan standar internasional yang sesuai.

Kolaborasi antara Kemenkes dan BP2MI diharapkan tidak hanya meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di luar negeri, tetapi juga memperkuat daya saing global Indonesia di sektor kesehatan. Dengan peluang gaji besar dan peningkatan kesejahteraan, langkah ini diharapkan menjadi pendorong signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Langkah ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus mendukung pembangunan ekonomi melalui kontribusi tenaga kesehatan kita di panggung dunia," tutup Abdul Kadir.

Editor: Gokli