Kata Fadli Zon, Indonesia Salah Satu Peradaban Tertua di Dunia
Oleh : Irawan
Kamis | 26-12-2024 | 14:04 WIB
Fadli_zon_Manusia_Fosil.jpg
Museum Nasional Indonesia menyelenggarakan pameran fosil manusia purba Pithecanthropus erectus yang diprakarsai oleh Kementerian Kebudayaan. (Foto: Kemendikbud)

BATAMTODAY.COM, Jakarta- Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu peradaban tertua di dunia.Ia juga mengingatkan pentingnya memperingati 130 tahun penemuan fosil Pithecanthropus erectus atau Manusia Purba Jawa oleh Eugène Dubois di tepi Bengawan Solo pada tahun 1894.

Fadli Zon menyoroti bahwa penemuan tersebut bukan hanya pencapaian besar dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia dalam peta paleoantropologi dunia dan menempatkan Indonesia sebagai pusat penting dalam evolusi manusia.

Oleh karena itu, untuk pertama kalinya Museum Nasional Indonesia menyelenggarakan pameran fosil manusia purba Pithecanthropus erectus yang diprakarsai oleh Kementerian Kebudayaan.

Pameran ini mengusung tema 'Indonesia, The Oldest Civilization on Earth? 130 Years After Pithecanthropus Erectus' atau 'Indonesia: Peradaban Tertua di Dunia'.

"Penemuan ini bukan sekadar peristiwa besar dalam sejarah ilmu pengetahuan. Ini adalah pencapaian transformasional yang menegaskan peran Indonesia sebagai bagian penting dalam narasi besar evolusi manusia,” ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Kamis (26/12/2024).

Menurutnya, Indonesia dikenal sebagai tempat penemuan fosil manusia purba terbesar di Asia Tenggara. Sekitar 60% dari fosil Homo erectus yang ditemukan di dunia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa.

Situs arkeologi seperti Sangiran, Trinil, dan Ngandong mengungkapkan fosil yang diperkirakan berusia lebih dari 1,5 juta tahun, menjadikan Indonesia sebagai pusat penting dalam adaptasi dan inovasi manusia purba.

"Temuan-temuan ini membuka pemahaman dunia tentang peran Indonesia yang sangat signifikan dalam evolusi manusia," tambah Fadli.

Ia menambahkan, Nusantara merupakan salah satu pusat peradaban purba yang terkaya dan paling kompleks di dunia yang memiliki peran vital dalam memahami asal-usul umat manusia. Warisan ini memberikan dasar bagi pemahaman sejarah dan peradaban manusia secara global.

Pameran ini menampilkan berbagai fosil dan artefak bersejarah, termasuk tengkorak Homo erectus S-17, tengkorak paling lengkap di dunia yang dipamerkan untuk pertama kalinya kepada publik.

Fosil-fosil lainnya, seperti Mastodon dan Stegodon juga memperkaya cerita tentang ekosistem awal Nusantara yang menggambarkan lingkungan dinamis tempat berbagai spesies hidup berdampingan, menciptakan salah satu habitat paling kompleks dalam sejarah bumi.

Lebih lanjut,fosil-fosil ini menunjukkan bahwa wilayah Nusantara adalah laboratorium alami bagi manusia purba dalam belajar bertahan hidup, beradaptasi, dan berinovasi.

"Pameran ini mengingatkan dunia bahwa bab pertama peradaban manusia tidak hanya dimulai di Afrika, tetapi juga memiliki kekuatan dan kompleksitas yang ditemukan di Nusantara," tambahnya.

Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk melindungi dan memanfaatkan warisan budaya bangsa. Sesuai dengan Pasal 32 ayat (1) UUD 1945 dan Undang-Undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, pameran ini menjadi wujud nyata upaya Indonesia untuk memperkuat dan memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.

Pameran "Indonesia, The Oldest Civilization on Earth?" menampilkan lebih dari 20 koleksi istimewa dan koleksi asli dari berbagai museum ternama, seperti Museum Geologi Bandung, Museum Manusia Purba Sangiran, Museum Negeri Mpu Tantular, Fadli Zon Library, Museum Bumiayu Tonjong, dan Museum Semedo. Pameran ini dapat dikunjungi oleh masyarakat mulai 21 Desember 2024 di Museum Nasional Indonesia.

"Dengan memahami bahwa warisan kita bersifat global, kita dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat peradabat tertua jiuga menjadi pembelajaran dan kontribusi bagi peradaban dunia," tegas Fadli Zon.

Editor: Surya