Kemenkes Luncurkan Program SALURI untuk Deteksi Dini Lupus di Indonesia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 21-12-2024 | 13:24 WIB
deteksi-lupus.jpg
Langkah inovatif untuk menangani penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES), yang dikenal sebagai 'Penyakit Seribu Wajah'. (Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) melalui Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) memperkenalkan langkah inovatif untuk menangani penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES), yang dikenal sebagai 'Penyakit Seribu Wajah'.

Program terbaru, bertajuk SALURI (Periksa Lupus Sendiri), akan dimulai pada tahun 2025 sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat deteksi dini lupus.

Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Berdasarkan penelitian Prof Handono Kalim di Malang, prevalensi lupus di Indonesia diperkirakan mencapai 0,5%, dengan jumlah penyandang lebih dari 1,3 juta orang. Penyakit ini terutama menyerang perempuan usia reproduksi 15-45 tahun, meski dapat terjadi pada semua kelompok usia.

Menurut Direktur P2PTM, Dr Siti Nadia Tarmizi, program SALURI menyasar calon pengantin wanita sebagai kelompok prioritas. "SALURI bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tanda-tanda lupus dan mendorong pemeriksaan dini di fasilitas kesehatan," jelas Dr Nadia dalam temu media, Selasa (17/12/2024), demikian dikutip laman Kemenkes.

Gejala lupus sering kali sulit dikenali karena menyerupai penyakit lain, seperti kelelahan ekstrem, nyeri sendi, ruam kulit, dan demam berkepanjangan. Deteksi dini menjadi kunci untuk mencegah komplikasi serius yang dapat merusak organ vital seperti ginjal, jantung, dan paru-paru.

Kemenkes juga memperkuat berbagai program pendukung, termasuk:

  1. Modul pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kemampuan tatalaksana lupus.
  2. Kolaborasi multi-sektor, melibatkan organisasi profesi, BPJS Kesehatan, pemerintah daerah, dan media untuk kampanye edukasi.
  3. Program Rujuk Balik melalui BPJS Kesehatan untuk memastikan pasien mendapatkan pengobatan berkelanjutan.

"Kami berharap, dengan adanya program ini, masyarakat lebih sadar tentang pentingnya deteksi dini lupus. Ini juga memungkinkan penanganan lebih cepat dan mencegah komplikasi yang membahayakan," tambah Dr Nadia.

Manfaat Deteksi Dini Lupus

Dr Anna Ariane dari RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo menjelaskan manfaat deteksi dini lupus, antara lain:

  1. Meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup pasien.
  2. Mencegah kerusakan organ vital.
  3. Mengurangi biaya pengobatan akibat komplikasi berat.
  4. Meningkatkan produktivitas pasien dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Mengurangi flare-up atau serangan penyakit berulang.

Dr Anna juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan gejala seperti ruam berbentuk kupu-kupu di wajah, nyeri sendi, kelelahan berat tanpa sebab, sariawan berulang, sensitivitas terhadap sinar matahari, dan proteinuria. Jika ditemukan minimal dua gejala pada organ berbeda, pasien perlu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Program SALURI merupakan bagian dari kampanye nasional yang bertujuan mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lupus. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan jumlah kasus lupus di Indonesia, meningkatkan kualitas hidup penyandangnya, serta menghilangkan stigma bahwa lupus adalah penghalang untuk hidup aktif dan produktif.

Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, komunitas, dan sektor kesehatan, Kemenkes optimis angka prevalensi lupus dapat ditekan dan para penyandang lupus dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.

Editor: Gokli