Lapas Batam Gelar Pelatihan Kemandirian Warga Binaan, dari Kerajinan Tangan hingga Barista
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 18-11-2024 | 14:44 WIB
pelatihan-kemendirian.jpg
Kalapas Kelas IIA Batam, Heri Kusrita, saat membuka program pelatihan kemandirian untuk warga binaan, Senin (18/11/2024). (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Batam membuka program pelatihan kemandirian untuk warga binaan, meliputi pelatihan meubel, kerajinan tangan (handcraft), dan barista kopi.

Kegiatan yang berlangsung di aula Lapas Batam pada Senin (18/11/2024) ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan yang bermanfaat bagi para peserta setelah bebas nanti.

Acara pembukaan dihadiri oleh Kalapas Kelas IIA Batam, Heri Kusrita; Kabid Pelatihan Disnaker Batam, Moh Zaini; Direktur LPK Sumber Ilmu Batam, Hairul Azhar; serta sejumlah instruktur dan staf Lapas. Sebanyak 60 warga binaan terdaftar sebagai peserta, yang akan mengikuti pelatihan selama lima hari dengan bimbingan enam instruktur ahli.

Dalam sambutannya, Moh Zaini dari Disnaker Batam menekankan pentingnya memadukan keterampilan tradisional dengan teknologi modern untuk meningkatkan daya saing produk. "Pembuatan meubel dan handicraft yang dipadukan dengan teknologi dapat memiliki nilai jual hingga pasar internasional. Selain itu, usaha di bidang kopi juga memiliki prospek besar dengan tingginya minat masyarakat terhadap kopi," ujar Zaini.

Ia berharap para peserta dapat memanfaatkan pelatihan ini untuk mengembangkan keterampilan yang nantinya dapat menghasilkan pendapatan.

Direktur LPK Sumber Ilmu Batam, Hairul Azhar, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada lembaganya untuk terlibat dalam pelatihan ini. "Semoga pelatihan ini menjadi bekal berharga bagi warga binaan dan memberikan manfaat jangka panjang setelah mereka menyelesaikan masa hukuman," katanya.

Kalapas Heri Kusrita juga menekankan pentingnya keseriusan warga binaan dalam mengikuti pelatihan. Ia berharap keterampilan yang diperoleh dapat membuka peluang kerja atau usaha mandiri setelah mereka bebas.

"Ciptakan produk berkualitas, baik itu meubel maupun handicraft. Bahkan, barista juga bisa menjadi pilihan usaha yang menjanjikan mengingat banyaknya tempat nongkrong di Batam," ungkap Heri.

Heri menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program akselerasi yang dicanangkan Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan serta mendukung program Asta Cita Presiden Republik Indonesia.

Sebagai simbolis, atribut pelatihan diserahkan kepada enam perwakilan peserta pada acara pembukaan. Dengan pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini, diharapkan para warga binaan dapat mengasah keterampilan dan siap menghadapi kehidupan baru yang lebih positif dan produktif setelah bebas.

Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam membantu warga binaan mengembangkan potensi diri sekaligus mendukung program pembinaan di Lapas Batam.

Editor: Gokli