Savero Tegaskan Setiap Penyuluh Kesehatan Harus Miliki Kecerdasan Hadapi Serbuan Hoaks
Oleh : Redaksi
Kamis | 09-05-2024 | 08:20 WIB
0905_savero-dwipayana_035493548.jpg
Savero Karamiveta Dwipayana (ICT Watch) menyampaikan materi mengenai literasi digital dan hoaks. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

BATAMTODAY.COM, Yogyakarta - Trainer literasi digital dari ICT Watch yang juga salah seorang perintis Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) Savero Karamiveta Dwipayana menegaskan bahwa setiap penyuluh kesehatan sebaiknya memiliki kelebihan kecerdasan dalam menghadapi hoaks.

Mereka harus mampu menyaring informasi yang benar dari yang salah, serta memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi yang kompleks dengan cara yang mudah dimengerti oleh masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Savero pada kegiatan lanjutan Portkesmas berupa pelatihan tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, koordinator imunisasi, kesehatan lingkungan, dan gizi se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu Workshop Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Literasi Digital Kesehatan.

Aktivitas ini merupakan kolaborasi Portkesmas bersama Dinas Kesehatan DIY yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) DIY, dan Beras LaDORI. Pelatihan ini dilakukan di Aula Badan Pelayanan Kesehatan DIY pada Selasa 30 April 2024 yang diikuti oleh lebih dari 170 orang perwakilan tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, koordinator imunisasi, kesehatan lingkungan, dan gizi dari Puskesmas dan lingkungan Dinas Kesehatan DIY dan kabupaten/kota se-DIY.

Kegiatan pelatihan yang berkolaborasi dengan ICT Watch dan Forum Pelatih KAP ditujukan untuk peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam menyambut introduksi vaksinasi Japanese Encephalitis (JE) di DIY.

Savero melanjutkan, pemahaman tentang bagaimana informasi tersebar di media sosial dan internet sangat penting. "Penyuluh kesehatan yang memiliki pemahaman yang baik tentang algoritma media sosial dan strategi penyebaran informasi online akan lebih efektif dalam menjangkau masyarakat dan menghadapi hoaks," jelasnya.

Kemudian, Savero menekankan pentingnya membangun kepercayaan antara penyuluh dan masyarakat. Menurutnya mereka harus berinvestasi dalam hubungan yang kuat dengan masyarakat, di mana masyarakat merasa nyaman untuk bertanya dan mendapatkan informasi kesehatan yang benar.

Dengan upaya bersama untuk meningkatkan kecerdasan dan kepercayaan diri penyuluh kesehatan, lanjut Savero, diharapkan masyarakat dapat mengakses informasi kesehatan yang benar dan akurat, serta mengambil keputusan yang lebih baik untuk kesehatan mereka sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

Savero juga mengenalkan modul kebal hoaks. Modul tersebut berisikan berbagai alat bantu untuk melawan hoaks yang beredar di masyarakat, khususnya terkait berbagai program kesehatan.

"Ingat, kalau di KAP ada DAK - Dengar, Apresiasi, Klarifikasi, pada konteks hoaks kita tambahkan C menjadi DACK - Dengar, Apresiasi, Cek-Ricek, dan Klarifikasi. Jadi sebelum klarifikasi, kita cek dulu bersama informasi yang kita duga sebagai hoaks di s.id/cekhoaks," tegas Savero.

Putra bungsu dari Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana itu juga menyampaikan ciri khas hoaks, yaitu informasi yang memancing emosi. "Maka dari itu, kita patut curiga bila menemukan informasi yang memancing emosi kita. Bisa jadi itu adalah hoaks yang sedang berusaha mengelabui kita," ucap anak muda yang saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu aktif dalam Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional.

Menjadi Bekal

Kepala Dinas Kesehatan DIY drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes, hadir memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan. Ia menyampaikan pentingnya peran para peserta sebagai garda terdepan dalam penguatan penerimaan vaksinasi JE yang akan diintroduksi di DIY mulai September 2024. "Pelatihan hari ini akan menjadi bekal bagi kita semua dalam mengajak masyarakat lebih sehat dan terhindar dari penyakit akibat virus JE yang sangat membahayakan," ujar drg. Pembajun.

Drg. Naaila Afifah selaku Spesialis Program Portkesmas, menjelaskan dampak dari lemahnya komunikasi pada penerimaan vaksin. "Komunikasi sangatlah penting, karena komunikasi yang membangun keakraban, kedekatan, dan dapat mengunci komitmen dari masyarakat untuk merubah perilaku akan menjembatani masyarakat menuju perilaku sehat, termasuk dalam penerimaan terhadap vaksin," tambah drg. Naaila.

Selain drg. Naaila, pelatihan di tersebut difasilitasi juga oleh dr. Aditya Putra, dr. Arya Satya, dan berkolaborasi dengan Fivi Yanti, pelatih KAP dari Forum Pelatih KAP dan ahli promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Pelatihan meliputi sesi edukasi dengan KAP, membedah prinsip dasar KAP, dilengkapi dengan praktik dan cerita pengalaman di lapangan. Alat bantu seperti lagu, perumpamaan, permainan, dan contoh kasus juga diberikan kepada peserta yang dapat digunakan di lapangan, serta workshop kebal hoaks dan literasi digital kesehatan. dr. Arya Satya selaku Spesialis Program Portkesmas mengajak para tenaga kesehatan untuk memiliki banyak modal kegiatan pemanasan dalam bentuk permainan yang dapat membawa tenaga kesehatan lebih akrab dengan warga masyarakat.

Penjelasan modul kebal hoaks dilanjutkan dengan workshop cara mengecek kebenaran informasi menggunakan WhatsApp Bot milik Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan portal penguatan literasi digital secara mandiri dari ICT Watch yang dipandu Savero. Mereka juga menjelaskan berbagai alat bantu cek hoaks dapat dicek di https://s.id/cekhoaks dan https://s.id/kakinat.

Kegiatan yang dihadiri garda terdepan untuk imunisasi se-DIY tersebut penuh dengan keseruan dan diskusi aktif dari para peserta. "Kegiatan yang sangat bermanfaat ini dapat membantu kami dalam mengajak warga bersenang-senang sebelum kemudian mendorong mereka menerima vaksin JE yang akan diperkenalkan di DIY," ujar salah satu peserta, Dian, Petugas Promosi Kesehatan dan Puskesmas Minggir Kabupaten Sleman.

Setelah kegiatan selesai, peserta tidak pulang dengan tangan kosong. Portkesmas membekali peserta dengan modul KAP sederhana yang sudah dicetak, lalu paket sembako termasuk beras 3 kilogram untuk tiap peserta yang didukung oleh Beras LaDORI.

Kegiatan pelatihan bertajuk Pelatihan Komunikasi Antar Personal (KAP) dan Literasi Digital Kesehatan dalam upaya kebal hoaks ini merupakan komitmen bersama lintas sektor untuk memperkuat upaya kesehatan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Peran Penting

Pada sesi pelatihan, trainer literasi digital dari ICT Watch yang juga salah seorang fasilitator Portkesmas Savero Karamiveta Dwipayana menegaskan penyebaran informasi hoaks atau tidak benar tentang kesehatan telah menjadi tantangan serius bagi masyarakat.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, ungkapnya, penyuluh kesehatan memegang peran penting untuk memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat. Di tengah gelombang informasi yang tidak terverifikasi, penyuluh kesehatan yang kebal terhadap hoaks menjadi kunci buat mendukung kebijakan kesehatan yang efektif.

Savero mengatakan hoaks kesehatan bisa berdampak serius pada keputusan masyarakat tentang perawatan kesehatan. "Penyebaran informasi yang tidak benar dapat menyebabkan penolakan terhadap vaksinasi, pengobatan yang tidak efektif, atau bahkan perasaan panik di tengah masyarakat," ujarnya.

Maka dari itu, ia menekankan perlunya penyuluh kesehatan yang memiliki kelebihan kecerdasan dalam menghadapi hoaks. "Penyuluh kesehatan harus mampu menyaring informasi yang benar dari yang salah, serta memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi yang kompleks dengan cara yang mudah dimengerti oleh masyarakat," tambah Savero.

Lebih jauh disampaikannya bahwa pemahaman tentang bagaimana informasi tersebar di media sosial dan internet sangat penting. "Penyuluh kesehatan yang memiliki pemahaman yang baik tentang algoritma media sosial dan strategi penyebaran informasi online akan lebih efektif dalam menjangkau masyarakat dan menghadapi hoaks," jelas anak bungsu dari dua bersaudara ini.

Kemudian, Savero menekankan pentingnya membangun kepercayaan antara penyuluh dan masyarakat. Menurutnya mereka harus berinvestasi dalam hubungan yang kuat dengan masyarakat, di mana masyarakat merasa nyaman untuk bertanya dan mendapatkan informasi kesehatan yang benar.

Dengan upaya bersama untuk meningkatkan kecerdasan dan kepercayaan diri penyuluh kesehatan, lanjut Savero, diharapkan masyarakat dapat mengakses informasi kesehatan yang benar dan akurat, serta mengambil keputusan yang lebih baik untuk kesehatan mereka sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

Savero juga mengenalkan modul kebal hoaks. Modul tersebut berisikan berbagai alat bantu untuk melawan hoaks yang beredar di masyarakat, khususnya terkait berbagai program kesehatan.

"Ingat, kalau di KAP ada DAK - Dengar, Apresiasi, Klarifikasi, pada konteks hoaks kita tambahkan C menjadi DACK - Dengar, Apresiasi, Cek-Ricek, dan Klarifikasi. Jadi sebelum klarifikasi, kita cek dulu bersama informasi yang kita duga sebagai hoaks di s.id/cekhoaks," tegas Savero.

Putra bungsu dari Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana itu juga menyampaikan ciri khas hoaks, yaitu informasi yang memancing emosi. "Maka dari itu, kita patut curiga bila menemukan informasi yang memancing emosi kita. Bisa jadi itu adalah hoaks yang sedang berusaha mengelabui kita," ucap anak muda yang saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu aktif dalam Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional.

Alat Bantu

Pelatihan meliputi sesi edukasi dengan KAP, membedah prinsip dasar KAP, dilengkapi dengan praktik dan cerita pengalaman di lapangan. Alat bantu seperti lagu, perumpamaan, permainan, dan contoh kasus juga diberikan kepada peserta yang dapat digunakan di lapangan, serta workshop kebal hoaks dan literasi digital kesehatan. dr. Arya Satya selaku Spesialis Program Portkesmas mengajak para tenaga kesehatan untuk memiliki banyak modal kegiatan pemanasan dalam bentuk permainan yang dapat membawa tenaga kesehatan lebih akrab dengan warga masyarakat.

Penjelasan modul kebal hoaks dilanjutkan dengan workshop cara mengecek kebenaran informasi menggunakan WhatsApp Bot milik Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan portal penguatan literasi digital secara mandiri dari ICT Watch yang dipandu Savero. Mereka juga menjelaskan berbagai alat bantu cek hoaks dapat dicek di https://s.id/cekhoaks dan https://s.id/kakinat.

Kegiatan yang dihadiri garda terdepan untuk imunisasi se-DIY tersebut penuh dengan keseruan dan diskusi aktif dari para peserta. "Kegiatan yang sangat bermanfaat ini dapat membantu kami dalam mengajak warga bersenang-senang sebelum kemudian mendorong mereka menerima vaksin JE yang akan diperkenalkan di DIY," ujar salah satu peserta, Dian, Petugas Promosi Kesehatan dan Puskesmas Minggir Kabupaten Sleman.

Setelah kegiatan selesai, peserta tidak pulang dengan tangan kosong. Portkesmas membekali peserta dengan modul KAP sederhana yang sudah dicetak, lalu paket sembako termasuk beras 3 kilogram untuk tiap peserta yang didukung oleh Beras LaDORI.

Kegiatan pelatihan bertajuk Pelatihan Komunikasi Antar Personal (KAP) dan Literasi Digital Kesehatan dalam upaya kebal hoaks ini merupakan komitmen bersama lintas sektor untuk memperkuat upaya kesehatan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pelatihan ini menggunakan modul KAP yang didesain oleh Risang Rimbatmaja dari UNICEF Indonesia, Modul Komunikasi Antarpribadi dan Pendampingan Kader Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), serta modul kebal hoaks dari ICT Watch.

Kegiatan serupa sebelumnya telah dilaksanakan di Kota Bandung, Kabupaten Kulon Progo, Kota Surabaya, Kabupaten Pacitan, Kota Makassar, Kabupaten Tulungagung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Temanggung dengan diikuti total lebih dari 1.200 peserta.

Mengenai Portkesmas

Portkesmas atau Portal Kesehatan Masyarakat merupakan organisasi nonpemerintah yang aktif melakukan advokasi secara multi stakeholder untuk memperoleh dukungan strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui berbagai program yang dilakukan.

Fokus Portkesmas saat ini adalah dalam penguatan lima pilar Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial yakni :

1. Promosi Kesehatan.
2. Kesehatan Lingkungan.
3. Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Pendekatan advokasi dan edukasi yang dilakukan Portkesmas juga melalui kolaborasi multistakeholder dalam ranah literasi digital dan tata kelola Internet guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis masyarakat Indonesia di era digital.

Maka dengan demikian transformasi digital di Indonesia akan menjadi hal tak terpisahkan dalam penguatan lima pilar UKM esensial. Ikuti langkah Portkesmas dalam menguatkan upaya kesehatan masyarakat di www.portkesmas.com.*

Editor: Dardani