BI Kepri Minta Masyarakat Waspada Pemalsuan QRIS Berkedok Sumbangan Rumah Ibadah
Oleh : Aldy Daeng
Jumat | 14-04-2023 | 10:20 WIB
bincang_sore-bi-kepri-020213.jpg
Acara bincang sore BI Kepri bersama awak media, dihadiri langsung oleh Kepala BI Perwakilan Kepri Suryono, di Gedung BI Kepri, Batam, Kamis (13/4/2023). (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) meminta masyarakat agar senantiasa lebih waspada dengan adanya pemalsuan kode batang atau barcode QRIS berkedok sumbangan pada kotak amal untuk rumah ibadah.

Permintaan untuk lebih waspada disampaikan oleh Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri Suryono bukan tanpa alasan. Hal itu mengingat kasus pemalsuan barcode yang mencuat sejak beberapa waktu lalu, dan sontak ramai di media sosial.

Modusnya, dengan mengganti barcode pada kotak amal rumah ibadah menjadi barcode Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS milik pribadi, sehingga sumbangan yang diberikan jemaah masuk ke kantong pelaku.

"Berhati-hati saat mau melakukan transaksi lewat QRIS. Cek dulu siapa penerimanya, jangan sampai yang viral itu terjadi di Kepri," kata Kepala Perwakilan BI Kepri Suryono saat acara bincang sore bersama media di Gedung BI Kepri, Batam Centre, Kota Batam, Kamis (13/4/2023).

Suryono menjelaskan, hal yang patut diwaspadai, ketika hendak memberikan sumbangan. Lagi-lagi ia mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa memperhatikan hasil scan barcode, apakah sesuai nama tempat ibadah atau barcode tersebut atas nama perseorangan.

"Misalnya, kita mau sumbang ke masjid A, tapi namanya perseorangan, itu hati-hati dan perlu diwaspadai. Sebaiknya kita tanyakan langsung kepada pengurus rumah ibadah tersebut," terang Suryono.

Walau demikian, Suryono mengaku, hingga saat ini belum ada laporan kasus serupa di Provinsi Kepri, meski sejumlah rumah ibadah terutama masjid dan musala telah menggunakaan QRIS untuk mengimpun dana dari jemaah.

Tidak hanya kepada masyarakat atau jamaah, BI Kepri juga mengimbau agar para pengurus rumah ibadah yang menggunakan QRIS juga rutin melakukan pengecekan agar kode batang yang dipajang tidak diubah oleh orang tertentu.

Kendati demikian, Suryono menegaskan, penggunaan QRIS sejatinya memiliki dampak yang sangat positif untuk perekonomian di masyarakat. Seperti adanya efisiensi pada sistem keuangan, menghindari peredaran uang palsu, hingga mempercepat proses transaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh sebab itu, masyarakat harus tetap percaya menggunakan QRIS meski ada hal-hal yang harus diwaspadai. "Sesuatu itu pasti memiliki dua sisi yang berbeda. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Di Kepri, saya belum mendengar ada pemalsuan QRIS," tegas Suryono.

Editor: Gokli