Stok Mencukupi, Rencana Impor Ikan Benggol Sengsarakan Nelayan Kepri
Oleh : Aldy Daeng
Selasa | 21-02-2023 | 17:26 WIB
AR-2023-064-DPRD-Kepri.jpg
Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin dan Ketua Muda Nelayan Kepri Eko Fitriandi, saat sidak di gudang Ikan di Pulau Setokok Batam, Selasa (21/2/2023). (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Nelayan tangkap ikan mempertanyakan perihal usulan Pemko Batam terkait impor ikan benggol dan ikan mata besar.

Ketua Muda Nelayan Provinsi Kepri Eko Fitriandi mengatakan, rata-rata nelayan tangkap ikan benggol dan mata besar adalah buruh. Dimana penghasilan yang didapat dengan sistem gaji per trip, ada juga yang sistem bagi hasil dengan pemilik kapal.

"Dengan rencana pemerintah untuk impor ikan jenis ini, pastinya akan berdampak kepada ratusan nelayan Kepri. Jadi kami minta pemerintah mengkaji ulang rencana tersebut. Kami bersama Komisi II DPRD Kepri sudah melihat langsung gudang ikan dan stok sangat mencukupi untuk masyarakat Batam," ujar Eko Fitriandi saat sidak bersama Komisi II DPRD Kepri, di Pulau Setokok, kecamatan Bulang, Selasa (21/2/2023).

Dijelaskan Eko, Terkait impor, tentunya akan berdampak luas terhadap nelayan. Misalnya ikannya tidak laku dan tidak terbeli karena sudah dibanjiri oleh ikan impor.

"Ikan benggol dan mata besar di Kepri ini sangat baik kualitasnya, kapal-kapal juga produktif. Kita sudah kunjungan juga ke gudang, dan stok sangat berlimpah masih banyak. Kalau tetap dipaksakan, akan ada aksi-aksi penolakan pastinya," terang Eko.

""Pastinya kita akan melakukan Audiensi, misalnya audensi dengan pihak-pihak terkait. Karena kita harus utamakan dulu nelayan lokal kita agar ekonominya terbangun," tambah Eko.

Senada, Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin menuturkan, sebelum melakukan sidak ke Pulau Setokok, ia juga sudah berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha ikan, dan didapati stok ikan benggol dan mata besar masih mencukupi.

"Artinya impor ikan ini belum urgent. Ikan di Kepri ini berkualitas," kata Wahyu.

Lanjut Wahyu, khusus pengusaha ikan yang ada di Pulau Setokok, sudah mempersiapkan stok ikan sekitar 1.400 ton sejak bulan Desember 2022 lalu. Hal itu dikarenakan masuk bulan Desember, nelayan tidak melaut karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Namun, saat ini semua kapal dan crew ABK sudah siap melaut. Dengan perkiraan 20 hari melaut, kapal tersebut kembali ke Batam.

"Kekurangan stok ikan itu sangat kecil kemungkinannya. Karena satu pelabuhan yang di pulau setokok saja memiliki 12 kapal mulai dari GT 30 hingga kapal besar dengan GT 198. Dengan estimasi ikan tangkapan mencapai 300- 400 ton per trip (20 hari)," pungkasnya.

Editor: Yudha