Sidak Gudang Ikan di Pulau Setokok, Wahyu: Stok Mencukupi, Wacana Impor 'Permainan' Oknum
Oleh : Aldy
Selasa | 21-02-2023 | 12:28 WIB
sidak-ikan.jpg
Komisi II DPRD Kepri, menemukan stok ikan melimpah di gudang milik swasta, Pulau Setokok, Bulang, Kota Batam, Selasa (21/2/2023). (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Komisi II DPRD Kepri melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke gudang ikan di Pulau Setokok, Kecamatan Bulang, Kota Batam, Selasa (21/2/2023).

Sidak ini menyikapi wacana Disperindag Batam membuka kran impor ikan jenis benggol dan mata besar. Disperindag berdalih stok di pasar kian menipis dan harga tak terkendali.

Dalam Sidak Komisi II DPRD Kepri, ditemukan di salah satu gudang ikan itu masih ada stok hingga 500 ton. Stok itu diyakini masih mencukupi untuk konsumsi masyarakat Batam, karena akan terus bertambah dari para nelayan-nelayan lokal.

"Kelihatannya ada permainan di sini (impor). Stok ini aja masih mencukupi," kata Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin di lokasi gudang ikan milik swasta tersebut.

Wahyu menjelaskan, sebelum melakukan sidak ke Pulau Setokok, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha ikan dan didapati stok ikan benggol dan mata besar masih mencukupi.

Bahkan khusus pengusaha ikan yang ada di Pulau setokok, sudah mempersiapkan stok ikan sekitar 1.400 ton sejak Desember 2022 lalu. Hal itu dikarenakan, masuk Desember, nelayan tidak melaut karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Namun, saat ini semua kapal dan crew ABK sudah siap melaut. Dengan perkiraan 20 hari melaut, kapal tersebut kembali ke Batam. Artinya, kekurangan stok ikan itu sangat kecil kemungkinannya, karena satu pelabuhan yang di Pulau Setokok saja memiliki 12 kapal mulai dari GT 30 hingga kapal besar dengan GT 198, dengan estimasi ikan tangkapan mencapai 300-400 ton per trip (20 hari).

"Mereka sudah antisipasi stok dan kestabilan harga pada musim angin kencang, di gudang sini menyiapkan stok ikan hingga beberapa bulan ke delapan. Saat ini, angin sudah mulai normal, dan kapal siap turun ke laut, artinya belum ada alasan yang kuat untuk impor ikan benggol dan mata besar," jelas Wahyu.

Lanjut Politisi PKS ini, ikan yang ada saat ini adalah ikan hasil tangkapan para nelayan di Laut Natuna. Kemudian, ikan tersebut dibawa ke sejumlah penampungan, salah satunya di Jembatan 2 Barelang.

"Info yang kami terima dari pengusaha ini, untuk menjaga kesegaran ikan tangkapan, semua kapal yang melaut itu dilengkapi dengan mesin freezer. Setelah sampai di pelabuhan sini, langsung masuk freezer juga," sambungnya.

Untuk itu, Wahyu meminta agar Pemko Batam tak buru-buru mengambil keputusan untuk mengimpor ikan dari luar negeri. Khusus Pemko Batam, selayaknya segera mengecek langsung ke gudang penyimpanan ikan, agar bisa mengetahui langsung stok yang ada saat ini.

"Pemerintah harus tegas dan jeli dengan fenomena ini. Betul-betul cek di lapangan," pintanya.

Editor: Gokli