Siaran TV Analog Diputus, Warga Batam Sulit Dapatkan STB Berlabel SNI
Oleh : Aldy
Selasa | 06-12-2022 | 10:42 WIB
STB-China.jpg
STB non SNI terblokir setelah 2 minggu pemakaian. (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Siaran TV analog di Kota Batam telah dihentikan sejak 2 Desember lalu. Sejak saat itu, permintaan akan set top box (STB) --alat konversi sinyal analog ke digital-- mulai meningkat, terlebih saat Piala Dunia 2022 di Qatar yang tengah bergulir saat ini.

Namun, STB berlabel Kominfo dan SNI, sulit untuk didapatkan. Adapun STB yang beredar di pasaran didominasi barang dari China. Bagi sebagian masyarakat yang sempat menggunakan STB tanpa lebel Kominfo dan SNI ini hanya bisa dipakai 1-2 minggu, kemudian terblokir.

Nazril, salah satu warga Botania, mengatakan dirinya sudah dua hari terakhir mencari STB di sejumlah toko elektronik di Batam namun stok dalam keadaan kosong. "Sudah cari di beberapa toko elektronik, tetapi belum ketemu. Dari toko dekat rumah sampai di daerah Nagoya juga tidak ketemu," kata Nazril, Selasa (6/12/2022).

Dikatakan Nasril, kondisi ini sangat menyedihkan bagi pencinta bola, tidak hanya itu, keluarganya di rumah juga harus menahan selera dengan kebiasaan menonton siaran TV, sebagai alternatif menikmati siaran ialah melalui handphone.

"Karena tak ada STB kalau mau nonton piala dunia di rumah tetangga. Kalau mau nonton malam terpaksa cari tempat nobar. Untuk anak-anak dan istri nonton di handphone," ujar dia.

Terkait kelangkaan STB yang dikeluarkan masyarakat, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kepri, Henky Mohari, mengatakan keluhan kekosongan STB di Batam akan dicek oleh pihaknya. "Iya nanti kami akan coba cek dulu. Apakah memang kosong atau seperti apa untuk di Batam. Kami akan koordinasi dengan teman-teman KPID yang di Batam," kata Henky.

Henky menyebutkan untuk di Batam saat uji coba 2019, STB yang ada cukup banyak. Selain 48 penyedia yang disediakan Kemenkominfo dengan label SNI, dengan status Batam sebagai daerah free trade zone (FTZ), di Batam banyak STB yang datang dari China.

"Karena Batam kawasan bebas sehingga hal itu mudah masuk. Kalau memang kosong, 48 penyedia itu butuh waktu menyalurkan STB ke pasaran. Kemarin penyedia sudah paparkan stok dan akan kirim ke daerah yang ASO duluan. Dan seminggu setelah ASO akan dibanjiri STB di daerah tersebut. Saat ini banyak di online," ujarnya.

Ia mengatakan atas keluhan masyarakat yang kesulitan membeli STB, masalah ini secara langsung akan disampaikan ke Kemenkominfo untuk ditindaklanjuti. "Nanti setelah dilaporkan ke Kemenkominfo mereka akan mengkoordinasikan ke penyedia STB dan akan men-drop barangnya. Kalau sesuai laporan, dari 48 penyedia STB yang ada pertengahan bulan ini. Stok mereka, untuk wilayah ASO di empat wilayah ini," ujarnya.

Dikatakan Henky, masyarakat yang tidak bisa mengakses atau membeli secara langsung penjualan STB berlisensi SNI di toko elektronik, bisa melakukan pembelian secara online. "Mungkin sementara masyarakat bisa melakukan pembelian secara online dulu. Karena penjualan online cukup banyak yang harga yang cukup murah. Nanti kita akan pastikan permasalahan kelangkaan STB di Batam," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kepri, Hasan, membenarkan adanya kelangkaan STB di sejumlah kawasan di Batam. "Tim kita sudah cek di kawasan Nagoya dan Botania, memang kosong. Kami sudah koordinasi segera, khususnya kepada ketua asosiasi politytron," kata Hasan melalui sambungan WhatsApp, Selasa (6/12/2022).

Hasan menambahkan, pihaknya bekerjasama dengan KPID, Direktur Penyiaran Kominfo dan Ketua Asosiasi Politron sudah melakukan pertemuan via zoom, terkait keberadaan STB di Kepri, khususnya Batam.

"Mereka segera memfolow up untuk mengecek distribusi di Kepri, khusus di Batam. Kita tunggu dalam waktu dekat ini, masalah ini bisa diselesaikan," terang Hasan.

Editor: Gokli