BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kepri 2023 di Atas 3,9 Persen
Oleh : Aldy
Kamis | 01-12-2022 | 11:40 WIB
ekonomi-kepri-2023.jpg
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Adidoyo Prakoso, pada  Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Ballroom Radisson Hotel Batam, Rabu (30/11/2022). (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepulauan Riau, optimis pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri pada tahun 2023 mendatang diperkirakan sebesar 3,9 persen hingga 4,7 persen secara tahunan (yoy).

"Meski dihadapkan pada resiko perlambatan pertumbuhan ekonomi global, kami optimistis pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut," ujar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Adidoyo Prakoso, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Ballroom Radisson Hotel Batam, Rabu (30/11/2022).

Adidoyo Prakoso menjelaskan, perlambatan perekonomian global sebagai dampak dari berlanjutnya perang Rusia - Ukraina dan Kebijakan Nol Kasus Covid-19 di China yang memicu gangguan rantai pasok global.

"Selain menekan pertumbuhan ekonomi global, gangguan rantai pasok juga telah memicu kenaikan inflasi global yang direspons dengan kenaikan suku bunga kebijakan bank sentral di berbagai negara, sehingga berpotensi memperpanjang masa pemulihan ekonomi," kata Adidoyo.

Terkait inflasi, Adidoyo menyebutkan, tekanan inflasi pada tahun 2023 diperkirakan masih tinggi, meskipun lebih rendah dibandingkan tahun 2022, hal tersebut didorong oleh masih tingginya risiko geopolitik dan ketidakpastian di pasar keuangan global.

Beberapa langkah strategis BI Kepri pun telah dan akan dilakukan, seperti penguatan sinergi dan kolaborasi pengendalian inflasi,diantaranya melanjutkan dan memperkuat pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Kemudian, peningkatan produksi dengan mengoptimalkan urban farming mendorong peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), menjaga keberlangsungan pasokan pangan dengan penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) serta penguatan sinergitas antar instansi dalam TPID.

"Peningkatan produksi pangan di Kepri dapat dilakukan dengan mengoptimalkan urban farming, penggunaan teknik budidaya yang lebih baik seperti Program lipat ganda (Proliga), digital farming maupun integrated farming untuk mencapai hasil produksi yang optimal dengan biaya yang lebih efisien," terang Adidoyo.

Ditambahkannya, sinergitas untuk mengendalikan inflasi juga diperlukan dalam mengimplementasikan strategi 4K yaitu Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi dan Komunikasi efektif. "Pada tahun 2023, sinergi yang kuat dari semua pihak terutama TPID dalam menyukseskan GNPIP dan mengimplementasikan 4K tersebut tentunya akan menjadi kunci untuk dapat membawa inflasi pada rentang sasaran 3 + 1 persen," pungkas Adidoyo Prakoso.

Editor: Gokli