Ricuh Demo Pengungsi Afganistan, Aksa: Bukan Pemukulan, Hanya Miss Komunikasi
Oleh : Aldy Daeng
Jumat | 26-08-2022 | 17:25 WIB
aksa-halatu12.jpg
Aksa Halatu, warga Batam yang terlibat kericuhan dengan pengungsi Afganistan yang unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Batam beberapa waktu lalu. (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sempat terjadi kericuhan saat aksi unjuk rasa pengungsi Afganistan di depan kantor Wali Kota Batam pada Selasa (23/8/2022) lalu. Belakangan diketahui ketiga warga yang sempat beritegang tersebut adalah Akhsa Halatu dan dua orang rekannya.

Aksa mengatakan, ketegangan tersebut terjadi karena menurutnya aksi demo pengungsi Afganistan yang kerap dilakukan di kawasan kantor Pemko Batam sangat menggangu masyarakat.

"Saat itu saya mau ada kegiatan di Pemko. Saya berbicara dalam bahasa Indonesia kalau saya akan masuk ke ke Pemko. Mereka menjawab dengan bahasa mereka, saya kan jadi menerka-nerka mereka bilang apa sama saya. Wajar saya tersinggung. Padahal mereka sudah banyak yang bisa bahasa Indonesia," kata Aksa kepada wartawan di Kantor DPRD Batam, Jumat (26/8/2022).

Pada kesempatan itu Aksa mengatakan, tidak ada terjadi pemukulan seperti yang banyak dipemberitakan. Namun itu sebuah pertikaian yang berawal dari tidak mengerti komunikasi bahasa satu sama lain.

"Saya tegaskan, ini bukan pemukulan, tapi ini pertikaian. Badan saya pun bengkak-bengkak kena dorong hingga ke pagar Pemko. Orang saya pun ada yang luka, saya cuma bertiga, mereka ada sekitar 70 orang," ujar Aksa.

Menurutnya, sebagai seorang aktivis merasa terpanggil untuk membuat Batam menjadi kota yang damai dan kondusif. Karena menurutnya, dengan aksi demo dari pengungsi Afganistan yang berulang kali, hal itu membuat citra Batam sebagai kota wisata tercederai.

"Aksi mereka seolah terorganisir dan masif. Saat pariwisata Batam mulai bangkit, sebagai warga Batam, sudah selayaknya kami membantu pemerintah agar di mata internasional, Batam ini kota aman. Untuk itu saya harap para warga Batam untuk lebih bijak melihat kejadian beberapa waktu lalu, jangan hanya melihat video yang beredar secara sepotong, akan tetapi memahami kronologisnya," terang Aksa.

Kemudian Aksa juga meminta agar Pemko Batam dan pihak keamanan, agar lebih proaktif melihat kejadian beberapa waktu lalu.

"Saya tidak menyalahkan siapa-siapa atas kejadian itu. Itu hanya miskomunikasi terkait tidak mengerti bahasa masing-masing, sehingga terjadi aksi pukul memukul, ini bukan pemukulan, tapi ini semacam perkelahian karena miskomunikasi," katanya.

Baginya, persoalan ini merupakan keinginan dari para pengungsi Afganistan, agar bisa viral sehingga suara mereka lebih didengar, terlebih pada dunia internasional.

"Ini tidak bisa mewakili pengungsi, karena banyak pengungsi dari negara lain, tapi tidak pernah turun aksi untuk melakukan demo," katanya lagi.

Aksa menambahkan, Ia bersama rekannya meminta maaf kepada pemerintah dan aparat kepolisian seluruh masyarakat Kota Batam atas perisitwa tersebut.

"Saya minta maaf kepada Pemko Batam khususnya kepada pihak keamanan dan masyarakat Batam secara luas, karena sedikit ikut membuat kota Batam menjadi tidak kondusif, terlebih kejadian tersebut viral di medsos Batam," pungkasnya.

Editor: Yudha