Ketua Komnas PA Sayangkan Masih Banyak Kasus Kekerasan Anak di Kota Batam
Oleh : Redaksi
Selasa | 26-07-2022 | 19:08 WIB
komnas-PA1.jpg
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menyoroti kasus kekerasan, pelecehan terhadap anak yang ada di Kota Batam. Menurutnya penanganan persoalan anak harus berbanding lurus dengan pembangunan.

"Sangat disayangkan. Masih banyak kasus anak yang terjadi di Batam. Kota Madani ini termasuk kota yang sering saya datangi, untuk melihat kasus kekerasan terhadap anak," kata Arist saat menghadiri Deklarasi Batam Menuju Kota Layak Anak di Kantor Wali Kota Batam, Selasa (26/7/2022).

Arist menjelaskan, informasi terbaru yang pihaknya terima terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di tempat mereka mendapatkan pendidikan baik rohani maupun jasmani.

"Pemerintah Daerah memiliki peran penting untuk memutus mata rantai kekerasan, serta menjadikan kekerasan terhadap anak itu menjadi isu dan atensi yang perlu difokuskan untuk ditangani, agar Batam betul-betul menjadi kota ramah anak," ujarnya.

Arist memaparkan, ada beberapa sekolah yang berlatarbelakang agama, seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi anak dalam menuntut ilmu, akan tetapi tempat tersebut justru menjadi tempat sarang predator seks terhadap anak. Kejadian ini tidak saja terjadi di daerah Jawa, namun juga terjadi juga di Batam, dan ini perlu mendapatkan perhatian semua pihak.

"Ayok kita dukung Batam menjadi kota yang layak untuk anak. Jangan sampai ada lagi kasus kekerasan terhadap anak. Hal ini juga perlu didukung hadirnya fasilitas yang bisa mendukung hak bermain anak hingga belajar anak. Anak harus merasa aman dimana pun mereka berada di Batam ini," terangnya.

Dikatakannya, kasus kekerasan anak yang diterima setiap tahunnya terdapat 52 persen merupakan kejahatan seksual.

"Ada juga kasus pelaku dan korban merupakan anak. Artinya ada pelemahan pengawasan dari kita semua. Untuk itu mari kita bersama mencegah agar kejadian ini tidak terulang lagi," ungkapnya.

Ia berharap untuk saat ini dan kedepannya, yang perlu sama-sama dilakukan adalah, bagaimana menyelamatkan anak di Batam dari berbagai tindakan kekerasan yang melibatkan anak. Ia pun mengajak semua elemen masyarakat untuk menyatukan langkah, bahwa pelanggaran hak anak merupakan kejahatan kemanusiaan.

"Komnas perlindungan anak tidak ada kata damai untuk kasus kejahatan seksual terhadap anak. Perlu peran orang sekampung untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak ini," terangnya.

Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Batam, Jefridin mengatakan pihaknya berupaya menangani persoalan anak yang terjadi di Batam. Saat ini Batam berada di level tiga untuk kota layak anak.

"Ada lima tingkatan, dan Batam berada di tingkat tiga. Jadi masih ada PR yang harus dikerjakan agar Batam ini benar-benar aman dan ramah bagi anak," ujar Jefridin.

Terciptanya kota ramah anak memerlukan peran serta semua elemen. Menurutnya, pemerintah kota Batam sangat menjunjung dan mendorong Batam menjadi Kota Ramah Anak.

Penanganan persoalan anak ini masuk dalam RPJMD Batam setiap tahunnya. Banyak program untuk anak yang disiapkan. Kedepan pihaknya akan terus berbenah, demi memenuhi lima tingkatan untuk menjadi kota yang layak anak.

"Saya mengapresiasi adanya yayasan ini. Kehadiran yayasan ini bisa membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan anak," pungkasnya.

Editor: Yudha