Jeritan Nelayan di Tengah Reklamasi Kawasan Hutan Mangrove Pulau Bulang Lintang
Oleh : Irwan
Selasa | 19-07-2022 | 15:36 WIB
pulau_bulang_lintang.jpg
Kawasan hutan mangurove di Pulau Bulang Lintang, Kecamatan Bulang direklamasi (Foto: Irwan)

BATAMTODAY.COM, Batam - Aktivitas reklamasi yang dilakukan PT Indo Tirta Suaka (ITS) di kawasan hutan mangrove di Pulau Bulang Lintang, Kecamatan Bulang, Kota Batam, dikeluhkan warga sekitar.

Aktivitas reklamasi tersebut kembali mencuat setelah hutan mangrove dan alur sungai rusak sejak 3 bulan silam. Warga pun menyebut alur sungai --yang biasa disebut sungai Uku-- surah rusak parah.

"Sejak 2 sampai 3 bulan lalu sudah berjalan reklamasi di sungai Uku. Hutan bakau semua ditimbun," ujar Heri, warga tempatan Bulang Lintang, Selasa (19/7/2022).

Menurutnya, lokasi penimbunan selama ini sebagai mata pencarian warga setempat untuk menangkap udang dan kepiting. Namun sejak berjalan kemabali reklamasi tersebut, mata pencarian warga kini menghilang.

Dia menyebutkan, reklamasi tersebut merusak ekosistem laut dan juga hutan mangrove yang selama ini dijaga oleh nelayan ataupun pemerintah setempat.

"Sudah tidak ada lagi tempat untuk cari udang dan kepiting di dekat sini. Sekarang harus keluar jauh mau cari udang dan kepiting," ujarnya.

Persoalan ini sudah berulang kali disampaikan ke perangkat pemerintah setempat, namun sampai saat ini belum ada tindakan. Aktivitas reklamasi yang merusak ekosistem laut terus saja berjalan.

Toni Budiarjo selalu perwakilan perusahaa PT Indo Tirta Suaka (ITS), yang dikonfirmasi melalui telpon dan pesan singkat terkait aktivitas reklamasi tersebut, tak mendapatkan jawaban.

Sementara Camat Bulang, Ramadan, saat dikonfirmasi, mengaku akan segera menindaklanjuti keluhan nelayan tersebut dengan mengecek ke lokasi proyek reklamasi tersebut. "Kita akan cek dulu," ujarnya.

Editor: Surya