Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan Tinggi di Kepri, Romo Paskal Serukan Pemda Optimalkan Anggaran
Oleh : Hadli
Selasa | 15-12-2020 | 14:36 WIB
romo_pashcalis00110011.jpg
Koordinator Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) Kepri, Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Koordinator Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) Kepri, Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus, merekomendasikan anggaran penanganan korban kekarasan anak dan perempuan tidak dipotong.

Pria yang akrab disapa Romo Pascal itu menuturkan, pandemi Covid-19 menghancurkan berbagai sendi kehidupan. Akibatnya, kekerasan semakin meningkat, karena kehidupan makin sulit dan tak menentu.

"Sering kali PMI (Pekerja Migran Indonesia) ilegal mengalami kekerasan, begitu juga anak dan perempuan. Permasalahan itu mereka hadapi sendiri," ungkapnya, Selasa (15/12/2020).

Ia mengatakan, tata kelola anggaran dan program selama ini belum menjawab permasalahan yang dihadapi PMI, maupun anak dan perempuan yang menjadi korban kekerasan. Hal itu karena tidak ada komitmen pemerintah. Apalagi saat ini, semuanya ditelan corona.

"Harapan kami, peran aktif pemerintah daerah. Di Batam ada Perda no 5 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Penanganan Perdagangan Orang, dan Perda Kota Batam no 2 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak," tuturnya.

Romo mencatat kasus ditangani Jaringan Peduli Migran, Perempuan dan Anak Batam berjumlah 184 kasus, korban anak 70 orang dan perempuan 132 orang.

Kasus-kasus yang dialami anak dan perempuan, mulai dari kekerasan seksual, tindak perdagangan orang, kekerasan dalam rumah tangga, ekploitasi ekonomi, kekerasan fisik, penelantaran hingga PMI ilegal.

"Namun kebanyakan yang terjadi di Batam adalah kekerasan seksual dan perdagangan orang. Hal ini perlu komitmen bersama termasuk Dinas Sosial perlu tingkatkan pelayanan shelter," tuturnya.

Romo Paskal juga merekomendasikan adanya pemberian layanan visum gratis bagi korban kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Editor: Dardani