Astagfirullah, Kekerasan Anak dan Perempuan di Kepri Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Oleh : Hadli
Selasa | 15-12-2020 | 13:08 WIB
ilustrasi-penganiayaan-anak11.jpg
Ilustrasi kekerasan terhadap anak.

BATAMTODAY.COM, Batam - Angka tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan sepanjang Pandemi Covid 19 2020 ini di Kepulauan Riau meningkat signifikan. Sebagian besar kasus terjadi di Kota Batam.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Kepri, Misni. Ia mengatakan, tidak hanya secara nasional, tapi juga lingkup regional kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan meningkat tajam.

"Kepri tercatat 391 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan korbannya sebanyak 337 orang perempuan dan 111 laki-laki," katanya, Selasa (15/12/2020).

Dirincikannya, pada periode 1 Maret hingga 14 Desember 2020 terdapat 285 kasus, dengan korban anak sebanyak 174 orang dan perempuan dewasa sebanyak 140 orang.

"Sementara di periode yang sama, tahun 2019 terjadi 259 kasus, korban anak sebanyak 176 orang dan perempuan dewasa 128 orang," tuturnya.

Misni tercatat kasus kekerasan yang terjadi meningkat secara signifikan salama Pandemi Covid 19 2020 ini. Bila dipersentasekan terjadi kenaikan sebesar 10,04 persen terjadi tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kepri.

Lebih lanjut, Misni menyebut, di Kota Batam terdapat 162 kasus, sementara di Kota Tanjungpinang 99 kasus, Natuna ada sekitar 52 kasus. Sementara untuk di Bintan terjadi 30 kasus, Karimun 23 kasus, Lingga 20 kasus dan Anambas ada 5 kasus.

"Kasus-kasus ini didominasi oleh kasus kekerasan fisik yang terjadi sebanyak 132 kasus, sementara kasus kekerasan seksual terjadi sebanyak 124 kasus. Dan kasus kekerasan yang terjadi secara pisikis sebanyak 113 kasus," ujarnya.

Dalam hal ini, Misni mengaku angka kasus kekerasan ke anak dan perempuan cukup tinggi, dan beban yang diderita korban cukup berat agar dapat mengurangi rasio kekerasan ini, baik di Kepri maupun Batam. Pihaknya merasa hal ini menjadi tanggungjawab bersama stikholder terkait.

"Kami juga apresiasi apa yang dilakukan jaringan save migran selama ini pelayanan dan penanganan terhadap korban (anak dan perempuan) kekerasan selama ini yang di Kepri cukup efektif dan efisien," tutupnya.

Editor: Yudha