Waduk Duriangkang Mulai Menyusut, 228.900 Pelanggan ATB Terancam Pasokan Air Bersih
Oleh : Hendra
Jum\'at | 06-03-2020 | 16:04 WIB
waduk_duriangkang_batam.jpg
Minimnya curah hujan menyebabkan elevasi dari waduk Duriangkang turut menurun ( Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Waduk Duriangkang selama ini merupakan pusat penampungan air yang memiliki peran yang cukup signifikan dalam menjaga pasokan air baku di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri)

Kontribusi waduk ini terhadap ketersedian air baku Batam yakni sebanyak 70 persen. Waduk ini menyuplai hingga 228,900 pelanggan.

Sementara itu, sumber utama air dari waduk ini dan waduk-waduk lainnya di Kota Batam yakni dari air hujan. Jika saja pemerintah Kota Batam tidak segera tanggap akan perubahan iklim global dimana hujan yang telah lama tidak turun, PT ATB memprediksi akan ada 228.900 konsumen yang akan terdampak kekurangan air.

"Jika tidak bersama-sama kita sikapi, maka 228.900 pengguna akan berdampak," ujar Head of Corporate Secretary PT Adhya Tirta Batam (ATB), Maria Jacobus, saat Press Conference: Antisipasi Kekurangan Air Baku di Marketing Center BP Batam bersama BP dan PT ATB, Kamis (6/3/2020).

Dijelaskannya, kondisi waduk Duriangkang saat ini cukup memprihatinkan akibat minimnya curah hujan. Ditambah lagi dengan catchment area (daerah serapan air) yang terganggu oleh aktifitas di sekitar waduk, mengakibatkan volume air di Duriangkang turun sekitar -3,06 meter, per/3 Maret 2020. Sementara penggunaan air di Batam terus naik.

Untuk mengantisipasi kelangkaan air sembari menunggu proses lain yang dilakukan seperti menggunakan Teknologi Manipulasi Cuaca (TMC) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dalam waktu dekat akan dilakukan penggiliran air atau proses rationing. Sistemnya dua hari air mati dan lima hari hidup. "Jadi rationing di Piayu, Mukakuning, 15 Maret. Dua hari off dan lima hari on," jelasnya.

"Untuk Duriangkang nanti akan terkadi total shut down saat volume air sudah menurut (minus) -5 meter. Di angka itu, WTP Duriangkang tidak beroperasi lagi," jelasnya lagi.

Alasan diadakannya penggiliran tentunya untuk memperpanjang umur waduk, agar tetap bisa bertahan hingga 6 Juli 2020. Karena, tanpa penggiliran waduk hanya akan mampu bertahan sampai 13 Juni 2020 untuk memasok 228.900 pelanggan.

Editor: Surya