10 Rahasia Keunggulan Bomber Siluman Baru Amerika B-21 Raider
Oleh : Redaksi
Sabtu | 08-02-2020 | 13:04 WIB
bomber.jpg
Northrop Grumman B-21 Raider. (Istimewa/popularmechanics.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Militer Angkatan Udara Amerika Serikat baru-baru ini merilis untuk pertama kalinya sebuah gambar konsep bomber siluman terbaru yang sedang digarap bareng pabrikan Northrop Grumman, B-21 Raider. Bomber yang dikerjakan sejak 2015 dan ditargetkan beroperasi pada 2025 ini produksinya cukup dirahasiakan.

Ada banyak hal yang tidak diketahui, persisnya seperti apa pesawat itu, berapa biayanya, dan bagaimana perkembangannya. B-21 berhasil menyelesaikan tinjauan desain kritis akhir tahun lalu, sebagian besar terselubung dalam misteri.

Namun, terlepas dari semua kerahasiaan, detail menggoda tentang B-21 dapat dipelajari jika mendengarkan komentar yang tersebar dari para pejabat senior Angkatan Udara di berbagai tempat.

Berikut adalah sepuluh hal yang diketahui dari pesawat tempur masa depan itu, seperti dikutip Forbes beberapa waktu lalu:

1. Berteknologi baru

Persyaratan kinerja untuk B-21 sebagian besar dibekukan pada 2010, dan selama bertahun-tahun sebelum kontrak pengembangan diberikan, Angkatan Udara meneliti bagaimana membuat sistem utama on-board. Sebagian besar teknologi telah dirancang ulang dari program lain, misalnya dengan menggunakan mesin garapan Pratt & Whitney yang sama ditemukan pada pesawat tempur F-35.

Mengintegrasikan keseluruhan pesawat akan menjadi tantangan, terutama memadukan mesin ke badan pesawat dan meletakkan antena. Namun, B-21 adalah desain yang sangat matang dan karenanya harus menghadapi beberapa kejutan dalam pengembangannya.

2. Biaya produksi lebih rendah

Angkatan Udara Amerika menetapkan biaya sebagai parameter kinerja utama pada awalnya, bersikeras bahwa harga masing-masing bomber produksi tidak melebihi US$ 550 juta dalam dolar 2010. Sementara berdasarkan perhitungan, tim industri yang bersaing menghasilkan tawaran jauh di bawah angka itu.

Tim Northrop Grumman memenangkan kontrak sebagian karena, menurut Kantor Akuntabilitas Pemerintah, perusahaan memiliki keuntungan biaya/ harga substansial atas tawaran saingannya Boeing, meskipun tawaran Boeing sendiri cukup agresif. Biaya rata-rata B-21 berdasarkan kontrak produksi dengan harga tetap kemungkinan akan lebih rendah dari label harga untuk pesawat jet komersial berbadan lebar.

3. Bisa hancurkan target apa pun dan di mana pun

B-21 disusun untuk mengatasi semua kekurangan armada bomber berat saat ini, yang terdiri dari 157 pesawat Perang Dingin yang sudah tua. Secara khusus, besi terbang ini akan memiliki jangkauan, muatan, fitur serang, dan kemampuan bertahan untuk mengatasi setiap kategori target potensial, termasuk target yang terkubur dalam atau sensitif dengan Cina.

Logika dasar dari desainnya adalah bahwa jika B-21 menjadi pencegah yang efektif untuk semua bentuk agresi, maka B-21 harus dapat mempertaruhkan setiap aset yang dinilai oleh musuh.

4. Dipersenjatai beragam amunisi termasuk nuklir

B-21 Raider ini akan menggantikan pesawat siluman B-2 yang juga garapan Northrop Grumman di bagian penembus misi nuklir strategis yang ditugaskan untuk pembom berat. Itu artinya akan ditransfer dari hari pertama untuk membawa bom gravitasi nuklir variabel B-61 dan rudal jelajah nuklir Long Range Stand Off (LRSO).

Namun, bomber itu akan debut sebagai pembom konvensional yang mampu menggunakan beragam senjata pintar seperti Boeing's Joint Direct Attack Munition yang dipandu GPS, yang meluncur jarak jauh ke sasarannya. B-21 kemungkinan akan menggantikan bomber B-1B yang pensiun sebagai rumah bagi Rudal Anti-Kapal Rentang Panjang Angkatan Laut, rudal jelajah konvensional yang dibangun oleh Lockheed Martin.

5. Dipasang berbagai sistem

Angkatan Udara menganggap B-21 Raider sebagai bagian dari arsitektur sistem yang dirancang untuk mendukung misi serangan jarak jauh. Keluarga sistem itu--sebagaimana Angkatan Udara menyebutnya--mencakup badan pesawat, amunisi, sistem pengintaian, platform peperangan elektronik, dan saluran komunikasi tangguh.

Beberapa fitur arsitektur tersebut, seperti peran yang dimainkan oleh satelit pengintai, meskipun tidak dibahas secara publik. B-21 juga akan memiliki fungsionalitas untuk memanfaatkan setiap fitur arsitektur yang berguna dalam menyelesaikan misinya.

6. Beroperasi secara mandiri

Terlepas dari kaitannya dengan berbagai sistem off-board, B-21 akan memiliki kemampuan untuk mematikan semua komunikasi eksternal dan melaksanakan misi serang secara mandiri. Persyaratan itu ditentukan oleh bahaya, komunikasi saat perang dapat membantu mengungkap lokasi atau tujuan pembom, juga kebutuhan untuk beroperasi di lingkungan nuklir di mana ledakan di dekatnya mungkin menurunkan komunikasi.

Jadi, sementara B-21 Raider dapat memanfaatkan kemampuannya, ia memiliki fitur pengintaian, penargetan, dan pertahanan diri yang memadai untuk menyelesaikan misi, bahkan di lingkungan musuh.

7. Dirakit di Pabrik Anggkatan Udara 42, Palmdale, California

B-21 akan diintegrasikan di fasilitas aman milik pemerintah, dioperasikan kontraktor yang dikenal sebagai Pabrik Angkatan Udara 42 dekat Palmdale, California. Pabrik 42 memiliki lebih dari tiga juta kaki persegi ruang industri dan berada di dekat Pangkalan Angkatan Udara Edwards tempat bomber akan menjalani uji terbang.

Sayap B-2 dan Space Shuttle keduanya dirakit di situs yang sama, yang melacak asal-usulnya kembali ke tahun 1930-an. Northrop Grumman telah menerima dana untuk fasilitas pelapis di Palmdale yang memainkan peran dalam menambahkan fitur pada bomber. Observabilitas yang rendah akan membuat B-21 hampir tidak terlihat oleh radar pertahanan musuh pada panjang gelombang yang relevan.

8. Subkontraktor utama diketahui

Angkatan Udara awalnya menolak mengungkapkan subkontraktor yang mendukung Northrop Grumman dalam membangun B-21 untuk alasan keamanan. Namun, kemudian mengidentifikasi tujuh pemain yang paling penting dalam proses produksinya, yaitu Pratt & Whitney akan membangun mesin, BAE Systems memasok pertahanan elektronik, Collins Aerospace menyediakan kontrol penerbangan, dan Spirit AeroSystems memproduksi komponen struktural. Sebagian besar pekerjaan subkontrak akan dilakukan di fasilitas yang aman.

9. Perawatan lebih mudah dari sebelumnya

Teknologi yang dapat diobservasi merevolusi peperangan udara, tapi pada permulaannya tantangan menjaga pesawat tetap tersembunyi selama masa operasinya adalah masalah besar. Pesawat sering perlu di-grounding untuk waktu yang lama dan memastikan begitu di udara, benda-benda seperti jahitan antar bagian tidak akan merefleksikan energi radar.

B-2 bomber Northrop telah teruji untuk mengembangkan metode mempertahankan pengamatan rendah yang lebih terjangkau. Angkatan Udara menjadikan pemeliharaan sebagai persyaratan program Raider, dan menginginkan pesawat semudah mempertahankan pesawat tempur F-15 Boeing. Setelah bomber mulai beroperasi, perawatannya akan diterjemahkan ke tingkat kesiapan yang tinggi.

10. Bomber yang sangat dibutuhkan

Beberapa orang mungkin mengatakan bomber itu sangat dibutuhkan hari ini, dan Pentagon terlalu lama untuk mendanai pengembangan bomber baru. Sebagian besar dari armada pengebom berat saat ini tidak tersedia untuk pertempuran tertentu karena masalah yang berkaitan dengan usia seperti korosi dan kelelahan logam.

Meningkatnya penekanan pada operasi Cina dan Pasifik Barat dalam strategi militer Amerika memperluas permintaan untuk pesawat serang jarak jauh, ketika armada pengebom berada pada titik lemah. Pada saat B-21 Raider memulai debutnya pada paruh kedua dekade berikutnya, tidak akan ada keraguan tentang sentralitasnya pada strategi nasional.

Beberapa pengamat berpikir seluruh kekuatan pengebom akhirnya dapat diganti oleh B-21, dengan total pembelian hingga 200 pesawat. Tapi pertama-tama pesawat itu harus membuktikan diri.

Sumber: Tempo.co
Editor: Chandra