Imlek dan Kebermaknaan Lilin Bagi Warga Tionghoa
Oleh : Hendra
Sabtu | 25-01-2020 | 16:52 WIB
lilin-imlek.jpg
Beragam jenis lilin di Vihara Samudera Dharma, Patam Lestari, Sekupang, Batam. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Imlek dan warna-warna serba kemerahan selalu menghiasi setiap tahun perayaan.

Hal ini akan sering kita temukan di setiap kawasan pecinaan atau khususnya di vihara atau Klenteng tempat ibadah masyarakat Tionghoa.

Nuasa Merah paling sering kita temukan dalam ornamental seperti pakaian cheongsam, kertas angpao, dekorasi rumah dan pernak-pernik lainnya, tak terkecuali lilin.

Seperti yang tampak di kawasan Vihara Samudera Dharma, Jalan Gajah Mada, Patam Lestari, Sekupang. Puluhan lebih lilin dipajang di beberapa tempat ruang peribadahan itu.

Setiap lilin terdiri dari ragam ukuran dari ukurang kecil, medium hingga besar. "Lilin ini pada perayaan akan kita bakar," ujar Ahuan pengelola kawasan vihara, Jumat (25/1/2020) lalu.

Lanjutnya, lilin akan dibakar sepajang hari dan secara kultural hal ini memiliki nilai filosofisnya, jadi tidak hanya sekadar fungsi komplemen (pelengkap) perayaan semata.

Kebermaknaan lilin ini adalah lambang dari penerangan saat warga Tionghoa mengarungi samudera kehidupan. "Harapannya agar kita diberi kelancaran atau kemudahan dalam hidup. Seperti lilin menyinari kehidupan," terangnya.

Hal lainnya, lilin-lilin yang dibakar ini juga berfungsi untuk menambah rasa khidmat saat prosesi sembahyang dilakukan pada malam harinya di vihara.

"Nyala lilin ini akan bisa bertahan berhari-hari tergantung ukurannya," tutup Ahua.

Editor: Gokli