Insiden Longsor Tanah Timbunan di Seijodoh Hantarkan Suhartini Menghadap Illahi
Oleh : Redaksi
Senin | 30-12-2019 | 13:40 WIB
longsor-jodoh.jpg
Kondisi rumah yang tertimpa tanah longsor. (Putra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Meninggalnya salah satu warga yang rumahnya iikut tertimbun longsor, Suhartini, diduga karena syok melihat kejadian.

Kapolsek Lubukbaja, Kompol Yunita Stevani, mengungkapkan Suhartini meninggal setelah longsor berlangsung. Namun pihaknya masih mendalami apa penyebab Suartini drop dan langsung meninggal dunia.

"Yang bersangkutan tidak menjadi korban longsor. Yang ditimpa longsor hanya rumahnya. Jadi meninggalnya setelah longsor," ujar Yunita, Senin (30/12/2019).

Sejauh ini pihaknya masih meminta keterangan saksi apakah Suhartini memeiliki riwayat penyakit atau bagaimana. Begitu juga untuk kejadian longsong tersebut masih dalam penyelidikan pihaknya.

"Kita akan melakukan gelar perkara untuk kejadian tersebut," tegasnya.

Puluhan rumah warga di kawasan Sei Jodoh ditemukan rusak parah bahkan sebagian ambruk akibat longsor yang terjadi karena penimbunan lahan di kawasan persis belakang Pasar Induk, Sei Jodoh, Lubuk Baja, Batam.

Data yang didapat di lapangan terdapat 60 KK di kawasan belakang kawasan Pasar Induk tersebut, akibat kejadian ini 1 orang disebutkan meninggal dunia atas nama Suhartini (48) tahun dipicu akibat shock (jantungan) ketika kejadian rumah ambruk tersebut terjadi dan orang-orang berteriak gempa sekitaranya.

"Jam 4 Subuh saya mendengarnya kayak gempa, dan orang-orang teriak saya bangun. Tiba-tiba di kamar tempat saya tidur papannya naik ke atas karena rumah seakan-akan mau ambruk," kata Mak Imel warga yang telah lama tinggal di kampung ini, Minggu (29/12/2019).

Dirinya berharap sangat kepada pemerintah turun untuk menyelesaikan persoalan ini. Baginya ini memang sebuah bencana, namun bencana yang diciptakan manusia itu sendiri.

"Kami minta pemerintah turun tangan akan hal ini karena tidak ada kejelasan tentang kami. Katanya kawasan bagian atas yang hendak ditimbun ini mau dibuat gedung-gedung mewah. Lalu kami ini mau jadi apa, dianggap sampah?," tegasnya.

Editor: Chandra