Gerhana Matahari Cincin Jadi Tontonan bagi Masyarakat
Oleh : Hendra
Kamis | 26-12-2019 | 16:40 WIB
matahari-cincin.jpg
Penampakan gerhana matahari cinci di langit Jembatan I Fisabilillah Barelang, Batam Kamis (26/12/2019). (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Total 3 menit gerhana matahari cincin menyambangi langit Kota Batam. Dua lokasi berbeda dikoarkan oleh pemerintah kota kepada warganya yang hendak mengambil bagian dari euforia fenomena alam langka ini.

Dua tempat itu adalah Dataran Alun-alun Engku Putri, Batam Center dan kawasan Dendang Melayu, Jembatan I Fisabilillah Barelang, Batam. Di dua tempat ini beberapa orang dari Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) turut datang mengamati fenomena.

Tak ayal, masyarakat biasa, baik wisatawan lokal maupun mancanegara dan beberapa orang yang mengaku pengamat itu berdiri menengadahkan leher mereka ke langit, persis sedari pukul 12:00 WIB Kamis (26/12/2019) siang ini.

Banyak warga yang datang, mengatakan, baginya ini adalah hiburan langka yang kelak akan jarang mereka temukan lagi, karena data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gerhana akan kembali menyambangin Indonesia pada tahun 2023 itu pun tidak di Batam tapi di kota Biak, Papua.

"Karena ini jarang muncul, kita ingin datang dan melihatnya. Bawa keluarga mumpung libur panjang," ujar Mardison warga Batuaji di kawasan Jembatan I Barelang.

Pada dasarnya gerhana ini akan selalu ada setiap tahunnya, akan tetapi dengan letak-letak lintasan yang berbeda dalam kata lain tidak selalu melintasi Indonesia. Jika pun di Indonesia maka hanya akan tampak di beberapa wilayah tertentu yang sesuai dengan lintasannya.

"Kebetulan tahun ini Indonesia dapat lintasannya yakni dari Siak, Batam, Tanjung Pinang, Singkawang, sampai kawasan di Kalimantan Utara," ujar Nurdiansyah, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta.

"Beberapa teman di lembaga ilmiah juga telah mengambil titik-titik untuk menangkap dan mengabadikan fenomena ini," tambahnya.

Terlihat sedari pukul 12:22 WIB siang ini disebutkan Nurdiansyah, sudah mulai tampak (gerhana) dan terus berlanjut hingga puncak kesempurnaan, meski sering kali tertutup awan hitam namun fenomena ini mencapai titik puncak kesempurnan pada pukul 12:24 WIB siang, di mana ratusan pasang mata menjadi saksi atas fenomena, baik dari sisi hiburan maupun keilmuwan.

"Terakhir kita dilintasi gerhana yakni 2016 itu gerhana matahari total dan prediksinya Indonesia akan dilintasi lagi pada 2023 persisnya di Kota Biak disebutkan nantinya gerhana matahari hybrid," terang pria berkacamata tersebut.

Gerhana matahari hybrid ini adalah gabungan dari gerhana matahari total dan cincin. "Kalau yang kita lihat sekarang gerhana matahari cincin. Sama dengan 2019 di kawasan Anyer dan Lampung," terangnya.

Baginya peristiwa gerhana ini adalah fasenya purnama, yang secara otomatis akan mempengaruhi pasang surut air laut. Hal lainnya keberadaan gerhana juga menjadi semacam koreksi tertentu bagi para ilmuwan.

Terutama pada sistem pembuatan kalender matahari maupun bulan dan lainnya untuk presisi perhitungannya mereka ambil dari fenomena ini. "Ini juga buat pembuktian nanti dan sebagainya bahwa bumi itu bulat. Kita dari pengamat menjadikannya sebagai jenis edukasi," tambahnya.

Ditambahkan bahwa untuk fenomena kali ini, durasi cincin terlama dan magnitudo terbesar yang hadir di Indonesia yakni pada GMC 2019 di kawasan Selat Panjang, Riau dengan durasi 3 menit 38,9 detik dsertaengan magnitudo gerhana sebesar 0,984.

"Fenomena ini menjadi daya tarik bagi astronom, ilmuan bidang sains antariksa untuk melakukan pengamatan dan pengukuran seperti apa pengaruh gerhana matahari cincin ke bumi," tandasnya.

Editor: Dardani