Mahasiswa Tanjungpinang Galakkan Konservasi Terumbu Karang Anambas
Oleh : Putra
Senin | 16-09-2019 | 10:04 WIB
konservasi1.jpg
Mahasiswa Stisipol Raja Haji Tanjungpinang Saat Lakukan Konservasi Terumbu Karang di Laut Anambas (Istimewa).

BATAMTODAY.COM, Batam - Kerusakan terumbu karang menjadi salah satu masalah di laut Indonesia. Melihat hal tersebut, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Raja Haji Tanjungpinang menebar bibit terumbu karang di laut Anambas, Kepulauan Riau (Kepri).

Bersama masyarakat Desa Landak, Kecamatan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, mahasiswa Stisipol ini turun ke surganya Kepri untuk menjaga ekosistem terumbu karang.

Dipilihnya Desa Landak dalam penebaran bibit terumbu karang ini, karena ekosistem laut di Desa tersebut sudah mulai memprihatinkan. Sementara masyarakat di Desa Landak sebagian besar mendapatkan penghasilan dari laut.

Kerusakan di wilayah tersebut diketahui karena ulah tangan manusia yang dengan cara meracuni ikan menggunakan zat kimia potasium. Selain itu, aktivitas penangkapan ikan dengan menembak dan menggunakan bahan peledak masih sering terjadi. Hal tersebutlah penyebab besar kerusakan terumbu karang diwilayah Desa Landak.

Hal tersebut membuat naluri para mahasiswa yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini tergerak. Salah satu mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN, Riki Fernando mengaku prihatin dengan kondisi ekosistem laut di Desa itu.

Ia mengatakan, pihaknya berinisiatif melakukan sebuah pergerakan konservasi dengan berkolaborasi bersama aparatur Desa Landak, Kelompok Sadar Wisata, Kelompok Konservasi Laut Desa Landak dan beberapa LSM.

"Pembibitan itu, sebagai upaya untuk terus menumbuhkan dan menyehatkan kembali ekosistem terumbu karang yang telah rusak. Menurut kami sebagai mahasiswa, saat ini kondisinya belum terlambat. Jadi kami anggap aksi ini penting dilakukan," kata Riki, Minggu (15/9/2019).

Gerakan tersebut lanjut Riki juga didasari dari penobatan desa tersebut sebagai desa wisata di Kabupaten Anambas, dan wisata surga bawah lautnya yang luar biasa.

Namun, predikat Desa Landak sebagai desa wisata, ternyata masih belum dikelola secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada wisata bawah laut karena terumbu karang mengalami kerusakan.

"Kami mengajak pihak terkait melakukan program pembibitan, dan penanaman kembali terumbu karang kembali di wilayah laut depan Pasir Panjang di Desa Landak. Program ini dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2019, sekaligus memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-74. sebanyak 40 terumbu karang yang kami tanam, sukses dilakukan dengan perlahan dan berhati-hati," lanjutnya.

Dalam program ini, mahasiswa memandang lautan adalah emas bagi masyarakat Desa Landak. Hal ini karena pendapatan masyarakat di sektor laut juga akan terganggu apabila terumbu karang rusak dan berdampak pada habitat biota laut.

"Semoga dengan aksi tersebut dapt berpengaruh terhadap potensi wisata yang juga menjadi pendapatan bagi masyarakat desa landak," ujarnya.

Editor: Chandra