Pemberontakan Pemulung Kecil, Mengais Rezeki di Kebakaran TPA Punggur
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Jumat | 16-08-2019 | 18:53 WIB
pemulung-tpa-punggur1.jpg
Larno (57) dan Gito (44) memilah sampah saat kebakaran di TPA Punggur. (Foto: Putra)

Seolah menjadi pemberontak yang tidak takut akan apapun, dua pemulung ini berusaha mengais puing-puing rezeki dalam pekatnya asap pada saat api melahap TPA Telagapunggur, Jumat (16/8/2019) dini hari.

Larno (57) dan Gito (44), panggilan akrab kedua pengais sisa-sisa pembuangan masyarakat Kota Batam yang terpusat di TPA Telagapunggur, Kota Batam.

Seperti pemberontak, Larno dan Gito tanpa memendam rasa takut melakukan aktivitas ketika TPA Telagapunggur ini terbakar. Bermodalkan masker dan senter di kepala, dengan cekatan tangan-tangan yang telah melepuh akibat bara api itu terus mengurai sampah yang telah terbakar.

Tiga meter kobaran api di depannya tidak lagi dihiraukan hanya untuk memenuhi kewajiban mereka sebagai kepala rumah tangga. Dengan girangnya, mereka jelaskan kepada pewarta bahwa aktivitas yang sedang mereka kerjakan ini disebut 'Pemberontakan Pemulung Kecil'.

Kebakaran ini seperti berkah, karena para pemberontak pemulung kecil ini sedikit dilancarkan pekerjaannya. Mereka tidak lagi susah memilah sampah yang memiliki nilai ekonomis seperti kawat, kaleng minuman bekas, almunium hingga tembaga.

Hal ini karena dalam hari-hari biasanya, dirinya hanya bisa mendapatkan uang Rp 30 ribu per harinya. Sedangkan apabila terjadi kebakaran seperti saat ini, pihaknya bisa mengantongi Rp 100 ribu hingga Rp 200 Ribu.

"Malang nasib kita, hanya untuk makan aja susah. Tapi kebakaran (TPA) ini seperti berkah. Akhirnya pulang bisa bikin anak senyum," ungkap Larno.

Aktivitas seperti ini diakui mereka telah digeluti lebih dari 20 tahun lamanya. Alasannya, bermodalkan ijazah SMP mereka tidak dapat bersaing dengan para Sarjana luar daerah yang menyerbu Kota Batam yang disebut-sebut merupakan salah satu daerah yang menjadi tombak ekonomi di Indonesia.

Larno pun tidak lagi mengharapkan Pemerintah yang sudah berulang kali menjanjikan pelatihan keterampilan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha hingga insentif dana.

"Saya juga dengar isu Pak Jokowi (Presiden RI) dalam kampanye kemarin janji akan memberikan gaji kepada pengangguran, saya tidak percaya. Program untuk masyarakat tidak mampu, saya juga tidak percaya. Saya hanya percaya dengan Tuhan dan TPA ini untuk memenuhi kebutuhan anak istri," tegasnya.

Di waktu yang bersamaan, Gito menjelaskan kebakaran seperti yang terjadi saat ini bukanlah kebakaran yang banyak menguntungkan pihak-pihak yang bekerja seperti dirinya.

Ia mengungkapkan, kebakaran seperti ini selalu terjadi setiap tahun dan yang terbesar terjadi pada tahun 1990-an. Namun, yang terjadi sekarang merupakan kebakaran pertama yang turut membakar tumpukan sampah di tempat pembuangan baru TPA Telagapunggur.

"Sebenarnya bahaya mas, tapi di tempat sampah ini saya cari uang, mau tidak mau, suka tidak suka. Kalau untuk keluarga beda ceritanya," tutupnya.

Hingga pewarta meninggalkan lokasi TPA Telagapunggur yang masih terbakar pada Pukul 05.25 WIB, para 'Pemberontakan Pemulung Kecil' ini masih terus melanjutkan aktivitasnya untuk membahagiakan anak dan istri.

Editor: Yudha