Ratusan Pencari Suaka di Batam Unjuk Rasa
Oleh : Hendra Mahyudi
Rabu | 07-08-2019 | 16:40 WIB
pencari-suaka11.jpg
Unjuk rasa pencari suaka di Batam. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ratusan pencari suaka di kota Batam, tepatnya di gedung akomodasi non detensi, Jalan RE Martadinata Tanjungpinggir, Sekupang, Batam, berunjuk rasa minta segera dipindahkan ke negera penerima suaka melalui United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Rabu (7/8/2019).

Para pencari suaka ini datang dari berbagai negara dengan satu permasalahan sama, yakni karena konflik yang terjadi di negara mereka masing-masing. Ini juga selaras dengan hasil konvensi pengungsi 1951, menguatkan definisi pengungsi sebagai seseorang yang tidak bisa kembali ke negara asalnya sebab ada rasa takut akan dipersekusi karena alasan-alasan seperti ras, agama, kewarganegaraan, keanggotaan dalam sebuah kelompok sosial, maupun idiologi politik.

Salah seorang pengungsi asal Afganistan, Mohammad Gulzari mengatakan telah 7 tahun berada di Indonesia karena negara tempat kelahirannya tidak aman lagi akibat perang.

Kendati rata-rata telah 5-7 tahun para pengungsi asal negara-negara konflik ini berada di Indonesia, namun mereka tetap ingin agar UNHCR selaku komisi resmi di bawah naungan PBB untuk segera memproses surat pemindahah mereka ke negara yang bisa menjamin hidup dan masa depan para pencari suaka, seperti Australia, Amerika, Canada, Selandia Baru dll.

Ia mengatakan, lebih dari 14 ribu pengungsi saat ini ada di beberapa wilayah di Indonesia dan meski pemerintah Indonesia telah berbaik hati menerima mereka, para pengungsi tetap ingin hidup di negara yang bisa menjamin mereka untuk mendapatkan pekerjaan, mendapatkan hak untuk bisa mengakses pendidikan, hak untuk menikah dan hak-hak lainnya.

"Kepada UNHCR, tolong datang dan dengarkan masalah kami sebagai pengungsi di sini. Kami ingin hidup normal dan bisa bekerja seperti yang lainnya," ujar Mohammad Gulzari kepada BATAMYODAY.COM.

"Hidup dalam ketidakpastian adalah kematian bertahap. 6-7 tahun kami menunggu, apa tidak cukup waktu? Kita hidup tetapi tidak hidup. Tidak memiliki masa depan. Hidup dengan kehidupan normal telah menjadi hal yang tidak terpenuhi bagi kita lagi," tambah Sham, pencari suaka lainnya asal Afghanistan.

Pantauan BATAMTODAY.COM, unjuk rasa hari ini adalah kegiatan hari ke-2 yang diadakan sebagai bentuk protes mereka kepada UNHCR. Kegiatan ini terdiri dari 230 orang pengungsi asal Afghanistan Somalia, Pakistan, Palestina dan lainnya. Unjuk rasa ini tidak hanya di adakan di Batam, tetapi juga di Tanjungpinang, Jakarta dan wilayah lainnya.

Editor: Yudha