Merusak Bakau Sama Saja Menyebarkan Penyakit Malaria
Oleh : Putra Gema
Senin | 05-08-2019 | 13:04 WIB
bakau-belian.jpg
Hutan bakau di daerah Kelurahan Belian, Batam akibat reklamasi pantai. (Foto: Putra Gema)

BATAMTODAY.COM, Batam - Merusak lingkungan dengan cara menghancurkan ekosistem hutan bakau dapat meningkatkan penularan penyakit malaria yang ditularkan oleh nyamuk jenis Anopheles.

Ragil, salah seorang pencinta lingkungan sangat menyayangkan maraknya aktivitas pembabatan hutan bakau di Kota Batam. Dia mengatakan, tingginya angka hutan bakau yang dibabat setiap tahunnya ini pun menyebabkan angka penularan penyakit malaria terus meningkat.

"Hutan bakau adalah rumahnya nyamuk Anopheles sehingga janganlah mengganggu rumah nyamuk karena nyamuk itu akan pindah ke rumah kita," kata Ragil, ketika ditemui BATAMTODAY.COM, Senin (5/8/2019).

Ia menjelaskan, pembalakan hutan bakau yang belakangan ini tengah disoroti media bukan merupakan hal yang tabu lagi. Hal ini dikarenakan aktivitas tersebut diketahuinya sudah berlangsung sejak lama dan tidak pernah bisa dihentikan.

"Kebanyakan hutan bakau ditebas untuk diselundupkan ke Singapura. Selain itu juga ditimbun untuk reklamasi perumahan atau perusahaan. Setelah dihancurkan, reboisasi pun tidak pernah berlangsung. Ini yang kita sangat sayangkan. Di sini peran pemerintah dan aparat penegak hukum diperlukan," ujarnya.

Ragil juga mengharapkan, masyarakat juga harus menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini diungkapkannya sangat penting untuk menekan angka penularan penyakit malaria di Kota Batam maupun Kepulauan Riau.

Di waktu yang bersamaan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Didi Kusmarjadi mengungkapkan, bahwa bila dibandingkan dari pada bulan-bulan sebelumnya, jumlah pasien malaria mengalami peningkatan di bulan ini. "Dari bulan sebelumnya, bulan ini menjadi yang paling tinggi jumlah pasien malarianya," kata Didi.

Berdasarkan data yang dimilikinya, untuk periode Juli kemarin terdapat 93 pasien positif terkena malaria. Sedangkan untuk penyakit Demam Berdarah (DBD), sepanjang tahun ini tercatat sebanyak 491 orang yang terjangkit.

Editor: Gokli