Ketersediaan Listrik Pengaruhi Nilai Investasi Batam
Oleh : Redaksi
Selasa | 07-05-2019 | 08:40 WIB
dir-ptsp-klinik-berusaha.jpg
Evi Elfiana Bangun, Direktur PTSP di Klinik Berusaha BP Batam. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Beberapa hari belakangan, sejumlah wilayah Kota Batam mengalami pemadaman listrik secara bergilir dikarenakan adanya gangguan/kerusakan pada salah satu Gas Turbin PLTGU DEB daya 80 MW. Akibat dari kerusakan ini cadangan daya sistem kelistrikan Batam-Bintan turun dari 60 MW menjadi 20 MW.

"Hal tersebut tidak hanya dirasakan oleh kalangan masyarakat yang tinggal di perumahan, tetapi juga dirasakan langsung oleh para pelaku usaha yang menanamkan modalnya di Batam, khususnya di daerah Indutri Kabil," ucap Evi Elfiana Bangun, Direktur PTSP di Klinik Berusaha BP Batam, dalam siaran persnya, Senin (6/5/2019).

Dalam rapat yang diadakan pada tanggal 30 April 2019 oleh Direktur Utama Bright PLN, Dadan Kurniadipura menyatakan, sistem kelistrikan Batam-Bintan akan kembali normal pada tanggal 5 Mei 2019 beroperasinya kembali gas turbin PLTGU DEB dan PLTU Unit 2 Tanjung Kasam.

Berkaitan dengan hal tersebut, guna menjaga iklim investasi Batam terus meningkat, salah satu faktor pendukung ialah ketersediaan pasokan listrik yang memadai.

Direktur PTSP BP Batam, Evi Elfiana Bangun mendapat keluhan dari para pelaku usaha di Batam terkait pemadaman listrik tersebut. "Diharapkan pada tanggal 5 Mei 2019 kondisi sudah stabil sehingga tidak ada lagi pemadaman listrik, tetapi nyatanya tadi pagi tanggal 6 Mei 2019, masih ada pemadaman listrik di beberapa daerah tidak hanya perumahan tetapi juga kawasan industri Kabil," ungkap Evi.

Evi menambahkan, terkait permasalah listrik di Batam, Kepala BP Batam sudah menyampaikan hal ini kepada Dewan Kawasan. Kepala BP Batam berharap adanya kepastian penyediaan dan kewajaran harga listrik menjadi selling point investasi dan ekspor.
Beberapa masukan untuk permasalahan ini di antaranya membuka usaha listrik non PLN, industri menyediakan pembangkit listrik sendiri, membebaskan impor listrik dari negara luar agar ada pilihan dan persaingan dengan tidak ada pengekangan harga, dominasi suplai, apalagi kartel.

"Saya ingin investasi yang berdaya saing tinggi dan ada world class products lahir di Batam seperti industri pesawat terbang dan komponen," kata Kepala BP Batam, Edy Putra Irawady.

Menurutnya, hal tersebut bisa tercapai jika pasokan listrik di Batam dapat diandalkan tidak hanya untuk kebutuhan masyarakat, tetapi juga bagi industri khususnya yang menjadi jantung perekonomian Kota Batam.

Editor: Gokli