Janji Bright PLN Batam Meleset, Hari Pertama Ramadhan Listrik Masih Padam
Oleh : Nando Sirait
Senin | 06-05-2019 | 19:16 WIB
Lik-Khai.gif
Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Lik Khai. (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Walau sebelumnya, Bright PLN Batam menyatakan bahwa pemadaman bergilir tidak akan terjadi saat memasukki bulan Ramadhan. Tapi ternyata, hari pertama Ramadhan masih terjadi pemadaman bergilir di sejumlah kawasan perumahan di Batam, Senin (06/05/2019) pagi.

Hal tersebut dikeluhkan salah satu warga Perumahan Lucky Estate, Penuin, Batam, Dedi Sihombing yang terkejut dengan adanya pemadaman sejak pukul 09.00 WIB. Ia baru menyadari listrik di rumahnya padam, akibat terbangun dikarenakan cuaca yang panas di dalam kamarnya.

"Tadi pas tidur kita pasang AC, saya kan kerjanya malam jadi pagi begini dimanfaatkan istirahat. Lagi enak istirahat tiba-tiba listrik padam," ujarnya.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Lik Khai mengatakan, pemadaman di hari pertama puasa ini sudah melanggar janji dari pihak Bright PLN Batam, yang menyebutkan bahwa pemadaman akan berakhir di hari, Minggu (5/5/2019) kemarin.

Hal ini disampaikannya, setelah adanya penjelasan pihak Bright PLN Batam yang menyampaikan sudah melakukan upaya perbaikan, pembelian alat, dan peminjaman mesin dari Inggris.

"Ternyata baru hari pertama puasa, PLN sudah lakukan pemadaman listrik. Takutnya pas lagi pas mau sahur mati, pas mau tarawih mati. Gimana suasana masjid kalau mati listrik. Mana mungkin semua masjid ada genset. Kita kasi genset pun beli solar susah," kata Lik Khai kesal.

Diakuinya, dampak pemadaman bergilir ini berimbas kepada penghitungan pleno di Kecamatan jadi amburadul. Akhirnya jadi tak selesai dengan tepat waktu.

"Pertanggungjawaban PLN sampai dimana? Kalau sudah tak mampu, mundur saja. Saya berharap KPK harus audit PLN. Selama ini kita ketahui juga tiang listrik milik negara disewakan ke TV kabel. Apakah uang itu masuk ke kas negara? Atau semuanya di PLN? Harus semuanya diperjelas. Jangan hanya bodohi kita masyarakat kecil," paparnya lagi.

Ia menegaskan, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dan DPRD Provinsi Kepri harus turun tangan dalam menangani persoalan ini. Pasalnya sudah sangat tidak wajar dan berlangsung sudah berbulan-bulan.

"Dua tahun lalu waktu menaikkan listrik Gubernur dan DPRD Provinsi cepat kali respon. Sekarang kemana," sesal anggota dewan dari Partai Nasdem itu.

Ironisnya lagi, lanjut Lik Khai, pemadaman bergilir ini telah berimbas pada pengusaha yang berinvestasi di kota Batam, baik pengusaha kecil maupun pengusaha besar. Setiap hari dirinya mendapat laporan sesama pengusaha keluhan pemadaman berhilir. Misalnya saja, pengusaha laundry. Kalau setiap hari pemadaman listrik, pasti akan merusak mesin cucinya.

"Sehari misalnya dia dapat omset berapalah. Trus mati lampu, kan dia jadi susah berkerja. Parahnya lagi, mesin cuci bisa rusakloh. Tak usah jauh-jauh, AC di kantor saya hari ini tiga-tiganya dol. Dan harus saya perbaiki," tegas Lik Khai.

Menanggapi kondisi ini, Komisi I DPRD Kota Batam akan segera berdiskusi dengan Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto. DPRD Kota Batam meminta Bright PLN dipanggil.

Sementara itu, menanggapi pemadaman bergilir yang terjadi pada hari pertama puasa, Corporate Secretary Bright PLN Batam, Denny Hendri Wijaya membenarkan dan mengakui adanya hal ini dikarenakan preasure (daya tekan) gas yang menurun secara tiba - tiba. Untuk itu, pihaknya meminta maaf kepada masyarakat Kota Batam.

"Sebelumnya kami ucapakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena terjadi pemadaman secara mendadak, dapat kami infokan bahwa seluruh pembangkit kami berjalan dengan normal," ujar Denny, Senin (06/05/2019).

Diakuinya penyebab pemadaman tersebut adalah tekanan gas di pipa TGI yang secara tiba-tiba drop pada pukul 09.22 WIB hingga saat ini. Kondisi ini menyebabkan turunnya beban pembangkit gas Bright PLN yang berada di Panaran dan Tanjung Uncang.

"Adapun sumber gas tersebut dari Petrochina. Info dari Petrochina, flow rate sudah stabil 90-100 BBTUD di Scada Petrochina tinggal menunggu menaikkan pressure/tekanan di TGI secara bertahap," paparnya.

Denny menambahkan perkiraan butuh waktu sampai dengan sore ini. Sehingga pressure atau tekanan gas dan sistem kelistrikan normal kembali. "Demikian disampaikan, mohon maaf atas ketidaknyamanan situasi yang terjadi, dan kami ucapkan terimakasih," katanya.

Editor: Surya