Penggiliran Air Dam Harapan Masih Berlanjut, Toleran Menggunakan air
Oleh : Redaksi
Senin | 06-05-2019 | 15:52 WIB
dam-harapan1.jpg
IPA Dam Harapan belum maksimal melakukan produksi air. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Penggiliran suplai air bersih di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Harapan sejak Sabtu (20/4/2019) masih berlanjut. Rendahnya intensitas curah hujan bebebrapa hari ini, membuat IPA Harapan belum maksimal melakukan produksi air.

Penggiliran air dilakukan untuk mempertahankan ketersediaan air baku. IPA Harapan tidak berproduksi selama 24 jam setiap Sabtu dan Rabu, mulai pukul 00.00-24.00 WIB. Selama penggiliran toleran antar pelanggan sangat di perlukan.

"Toleransi menggunakan air sangat di perlukan, terutama pelanggan yang ada di hulu yang terdekat dengan IPA. Langkah kecil ini jelas memberikan kesempatan kepada pelanggan lainnya di hilir (ujung pipa) tetap dapat menikmati air," ujar Maria Jacobus, Head of Corporate Secretary ATB, Senin (6/5/2019).

Maria menambahkan, saat rationing bukan tidak mungkin sebagian pelanggan mengacuhkan himbauan untuk bertoleransi. Mereka mungkin berpikir "yang penting saya ada air" tanpa memikirkan pelanggan yang lain.

"Pelanggan yang normalisasi suplainya lebih cepat setelah rationing dan mengalir relatif lancar, semestinya lebih bertoleransi. Tampung dan gunakan seperlunya saja, agar pelanggan lain juga mendapatkan kesempatan untuk menikmati air bersih," himbau Maria.

Sama-sama kita ketahui suplai air usai IPA mulai berproduksi, tentunya aliran air tidak langsung mengalir merata layaknya seperti arus listrik. Jalur pipa-pipa yang sebelumnya kosong harus diisi terlebih dahulu.

Pelanggan juga mempertanyakan jadwal penggiliran tidak sesuai dengan yang dijadwalkan setiap Rabu dan Sabtu. Diluar waktu tersebut masih ada suplai yang belum mengalir, hal ini disebabkan wilayah pelanggan di elevasi tinggi dan jauh dari IPA akan membutuhkan waktu agar suplai air bisa mengalir.

"Suplai air membutuhkan waktu untuk sampai ke pelanggan. Pelanggan yang ada di wilayah tinggi dan jauh dari IPA akan dapat menikmati aliran air jika toleransi pelanggan di daerah rendah," ungkap Maria.

Saat rationing, suplai air kepada pelanggan pasti tidak akan sehandal saat normal, suplai air bersih yang dinikmati pelanggan otomatis akan berkurang.

"Tekanan air yang diterima kemungkinan besar tidak akan sebesar saat normal. ATB berupaya agar pelanggan tetap mendapatkan suplai air," ungkapnya.

Sejak diberlakukannya penggiliran air, sebagian pelanggan melakukan antisipasi dengan menampung air secara berlebihan. Langkah ini juga mempengaruhi suplai air yang akan diterima pelanggan lainnya terutama yang jauh dari IPA.

"Kebiasaan menampung air secara berlebihan juga mempengaruhi suplai air bagi pelanggan ujung pipa. Inilah pentingnya bertoleransi, ATB rutin melakukan sosialisasi dan edukasi untuk menampung dan menggunakan air seperlunya baik melalui media sosial maupun kunjungan langsung ke lokasi pelanggan," tutup Maria.

Editor: Yudha