Menpar Dorong Disparbud Kepri Bentuk Manajemen Crisis Center Pariwisata
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 11-04-2019 | 10:28 WIB
crisis-center.jpg
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya usai menghadiri Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Annual Metting 2019 di Raddison Hotel, Batam, Rabu (10/04/2019). (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Arief Yahya mendorong Dinas Pariwisata Kepulauan Riau (Kepri) membentuk manajemen Crisis Centre bagi pariwisata.

Menurutnya, hal ini diperlukan, agar pihak Pemerintah Daerah cepat tanggap terhadap persoalan yang bisa berdampak pada minat orang berkunjung ke suatu wilayah. Pentingnya manajemen krisis pariwisata di Kepri, khususnya Batam, memang sangat mendesak untuk dibentuk. lantaran Batam, Kepri sebagai daerah perlintasan yang kerap dilalui kapal-kapal asing dari luar negeri.

"Kan memalukan, Kemenpar umumkan daerah tertentu ada masalah. Kadisparnya tidak tahu. Jadi mohon dibentuk. Ada sistem, standar dan litigasinya. Ambil saja sistem yang sudah dibentuk di Kemenpar. Ada tanggap darurat, pemulihan, normalisasi dan seterusnya," ujarnya, Rabu (10/04/2019) saat melakukan kunjungan kerja ke Batam.

Pernyataan tersebut dilontarkannya, terkait limbah minyak berwarna Hitam yang mengotori kawasan Resort, Nongsa. Dengan adanya Crisis Center, diharapkan Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) di tingkat kota maupun provinsi, langsung mengetahui persoalan tersebut dan segera mengambil langkah-langkah terkait.

"Itu masuk akal daripada Kemenpar dulu yang tahu. Dipikir nanti kita tak sensitif dengan isu lingkungan. Dengan Crisis Centre, akan melatih kewaspadaan. Maksudnya, kalau ada apa-apa, jangan lebih cepat Kemenpar dari Anda," lanjutnya.

Editor: Gokli